Lompat ke konten

5 Perbedaan Post vs Page WordPress Untuk Human & SEO

Perbedaan Post vs Page di Website WordPress untuk human dan SEO

Note: Panduan Post vs Page WordPress ini akan menjelaskan perbedaan kedua jenis konten tersebut agar Anda yang baru saja belajar menggunakan WordPress tidak salah memilih jenis konten.

Setelah berhasil menginstall WordPress dan login ke dashboard Admin, Anda akan melihat 2 menu untuk membuat konten yaitu Post vs Page (dalam Bahasa Indonesia Pos dan Laman).

Kedua menu ini memiliki fungsi yang berbeda untuk mengelola jenis konten yang berbeda pula.

Oleh karena itu, pahami baik-baik fungsi dan perbedaannya, kemudian tentukan jenis konten mana yang paling tepat untuk Anda.

Perbedaan Post & Page WordPress

Intinya, ada 1 perbedaan utama post dan page WordPress yaitu:

Post berguna untuk mengelola konten WordPress yang rutin (berkala) di publikasikan. Sedangkan Page berguna untuk mengelola konten WordPress yang jarang dipublikasikan.

Seharusnya perbedaan ini sudah menjelaskan fungsi post dan page. Namun jika Anda masih ragu, masih ada perbedaan-perbedaan post dan page lainnya seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:

PerbedaanPostPage
Jenis KontenDinamis (berubah-ubah)Statis (Tetap)
Taksonomi vs HierarkiBisa dikelompokkan berdasarkan kategori dan tagBisa membuat parent & child page
Format vs TemplatePost memiliki beberapa format.Page memiliki beberapa template.
RSS vs HomepageMuncul dalam RSS FeedBisa dijadikan homepage
Author, Tanggal & KomentarDapat menyertakan Author, Tanggal, serta memiliki fitur komentar.Tidak menyertakan Author dan Tanggal publikasi tapi bisa memiliki fitur komentar.
Tabel: Perbedaan Post vs Page WordPress

Biar semakin terlihat jelas perbedaan post dan page WordPress, mari kita bahas satu per satu…

#1 Dinamis vs Statis

Dulu (WordPress versi 1.2.2 kebawah) tidak memiliki fitur page (laman). Jadi pengguna hanya bisa membuat postingan blog.

Tapi sekarang, WordPress sudah memiliki fitur page yang memungkinkan pengguna untuk mengelola jenis konten statis.

Jadi sekarang… Post = Konten Dinamis, sedangkan Page = Konten Statis.

Maksudnya begini…

Post sebagai konten dinamis berarti selalu ada perubahan berkala (update postingan terbaru). Misalnya seperti artikel berita.

Sedangkan page sebagai konten statis berarti tetap atau jarang terjadi perubahan atau jarang ada update terbaru. Misalnya seperti halaman kontak.

sponsored-blibli-samsung

#2 Taksonomi vs Hierarki

Post WordPress memiliki fitur taksonomi (kategori & tag) tapi tidak bisa membuat hierarki (parent & child page).

Jika Anda membuat banyak konten yang membahas suatu topik, maka Anda bisa mengelompokkannya ke dalam kategori dan tag. Ini kemampuan Post.

Misalnya seperti konten yang Anda baca saat ini. Saya membuatnya menggunakan jenis post. Kemudian Saya kelompokkan dalam Kategori “WordPress” (lihat URL https://mjurnal.com/web-wordpress/) dan tag “Website” (lihat URL https://mjurnal.com/tag/website/).

Kemudian Saya juga membuat postingan tentang Riset Keyword yang Saya kelompokkan dalam kategori “SEO” (lihat URL https://mjurnal.com/seo/) dan juga dalam tag “Website” (lihat URL https://mjurnal.com/tag/website/) .

Dengan mengelompokkan postingan ke dalam kategori dan tag, maka pengguna bisa mengetahui bahwa konten yang Anda baca saat ini juga berkaitan erat dengan konten riset keyword.

Taksonomi ini sangat membantu dalam mengorganisir konten, terlebih lagi jika Anda memiliki konten yang sangat banyak.

Selain itu, 1 post bisa dikelompokkan kedalam 1 atau 2 atau 3 atau lebih kategori dan tag.

Menggunakan banyak tag dalam postingan

Penting! Jika Anda menggunakan permalink berdasarkan kategori seperti web M Jurnal, maka hindari menggunakan lebih dari 1 kategori. Materi ini sudah Saya bahas dalam SUB-BAB Optimasi Permalink (Lihat Pintasan Panduan).

Sementara itu, page memiliki fitur hierarki yang tidak dimiliki post. Fitur Hierarki ini memampukan Anda untuk membuat parent & child page.

Pages bisa membuat halaman dengan hierarki (parent & child page)

Misalnya, Saya membuat parent page “Pusat Panduan” dengan URL https://mjurnal.com/panduan/. Kemudian, Saya membuat child page “WordPress” dengan URL https://mjurnal.com/panduan/wordpress/.

Jadi fitur hierarki ini bisa mengorganisir struktur halaman dalam situs Anda. Dalam contoh ini, Pusat Panduan adalah Parent Page, sedangkan WordPress adalah Child Page.

#3 Format vs Template

Dalam post, Anda bisa memilih salah satu dari 10 Format default yang tersedia yaitu: Standar, Audio, Sampingan, Galeri, Gambar, Kutipan, Obrolan, Status, Taut, dan Video.

Format Post vs Template page WordPress

Note: Format Post bisa saja berbeda-beda karena tergantung dari theme dan plugin yang di gunakan.

Sementara page tidak memiliki format, melainkan memiliki template dan ketersediannya juga tergantung dengan theme dan plugin yang Anda gunakan.

Perbedaan Format Post vs Template Page di WordPress

#4 RSS vs Homepage

Semua post akan masuk ke dalam RSS (Rich Site Summary) Feed, sedangkan page tidak.

Note: RSS Feed berguna untuk memberikan notifikasi konten terbaru kepada pengguna yang berlangganan blog / web Anda (subscribe).

Page bisa dijadikan homepage / halaman beranda website Anda. Sedangkan post tidak bisa. Ini berkaitan dengan perbedaan Dinamis vs Statis di atas.

Selain itu, page juga bisa dijadikan halaman blog yang menampilkan daftar seluruh post. Sedangkan post tidak bisa.

Misalnya seperti halaman blog M Jurnal (https://mjurnal.com/blog/). Halaman ini berisi daftar seluruh post M Jurnal berdasarkan urutan waktu publikasi.

#5 Author, Tanggal Publikasi, & Komentar

Baik post maupun page sama-sama bisa memiliki fitur komentar. Fitur ini bisa Anda aktifkan ketika membuat / mengubah post atau page seperti gambar berikut:

Aktifkan dan nonaktifkan Komentar dalam post dan page WordPress

Penting! Untuk mengatur moderasi spam komentar, kunjungi SUB-BAB Setting Dasar WordPress.

Selain itu, setiap post bisa menampilkan penulis (author), tanggal publikasi dan kategori seperti gambar berikut:

Post WordPress menampilkan kategori, author dan tanggal publish / update

Sedangkan page tidak bisa menampilkan informasi itu.

Mana yang Terbaik: Post vs Page dari Segi SEO ?

Saya sedikit kecewa lihat tutorial di internet yang mengatakan tidak ada bedanya antara post dan page dari sudut pandang SEO.

Faktanya, ada perbedaannya.

Sebetulnya agak berat ngebahas tentang SEO diawal-awal belajar menggunakan WordPress. Tapi intinya, memang ada perbedaan antara post dan page dari sudut pandang SEO.

Biar tidak salah menggunakannya, ketahui alasannya…

Memang benar, Google tidak membeda-bedakan antara post dan page bahkan juga tidak membedakan CMS WordPress, Blogspot, Joomla dll.

Relevansi konten dengan keyword yang di target tetap menjadi faktor utama.

Namun, bicara soal SEO, ada teknisnya.

Salah satunya schema markup yang merupakan salah satu teknik SEO dalam memperebutkan peringkat di search engine.

Note: Schema markup digunakan oleh search engine untuk mengenali jenis konten website. Salah menggunakan schema markup bisa berakibat fatal. Begitu juga jika tidak menggunakan schema markup, search engine akan kesulitan mengenali tentang apa konten Anda yang kemudian berpengaruh ke peringkat website Anda.

Jika Anda menggunakan plugin Yoast SEO dan melakukan beberapa Kombinasi Setting Terbaik, Anda akan melihat fitur Skema.

Page hanya memiliki 1 jenis skema yaitu tipe halaman.

Perbedaan Post vs Page dari sudut pandang SEO: Schema Markup pages

Tipe halaman ini hanya akan menjelaskan jenis halaman. Jadi tidak ada schema spesifik tentang jenis artikel, misalnya artikel berita, resep dll.

Sementara post, memiliki 2 jenis schema yaitu tipe halaman dan jenis artikel.

Perbedaan Post vs Page dari sudut pandang SEO: Schema Markup post

Schema jenis artikel bisa Anda manfaatkan untuk memberikan infomasi jenis artikel yang lebih spesifik ke search engine.

Jadi google bisa mengetahui jenis artikel Anda. Apakah artikel berita, artikel blog, sponsored article dll.

Selain itu, post juga akan menampilkan tanggal publish konten.

Informasi ini dibutuhkan untuk mengoptimalkan konten yang mengincar keyword yang fresh. Misalnya seperti artikel berita atau artikel yang mengincar keyword terbaru seperti “Android Terbaik 2021”.

Saya juga menerapkan ini…

Tanggal publish / update di halaman hasil pencarian google (SERP)

Google juga akan menampilkan tanggal posting (jika disetting dengan baik: tergantung theme), di halaman hasil pencarian.

Dengan begini, konten Anda terlihat lebih fresh dan terbaru.

Saya yakin, orang-orang lebih suka konten terbaru daripada konten lawas yang sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini.

Itu lah perbedaan post vs page WordPress baik dari sudut pandang pengguna, kemudahan mengelola konten dan SEO.

Pintasan Panduan Belajar Menggunakan WordPress

SUB-BAB Sebelumnya: Optimasi Permalink.

  1. Cara Menggunakan WordPress: Cara menggunakan semua fitur dan menu yang ada dalam dashboard Admin WordPress.
  2. Post vs Page: (Anda Disini).
  3. Membuat Post: Cara membuat postingan di website WordPress terbaru (gutenberg).
  4. Membuat Page: Cara membuat halaman (page) baru di WordPress.
  5. Categories: Mengenal dan cara membuat kategori dan sub kategori WordPress.
  6. Tag: Mengenal manfaat tag dan cara membuat tag di WordPress.
  7. Menambahkan Gambar: Cara upload dan mengelola gambar di WordPress (tahap demi tahap lengkap).
  8. Menambahkan Video: Cara menambahkan video di dalam post dan page WordPress, Embed Video YouTube dan Hubungan Video dengan SEO website.
  9. Link Teks: Membuat link dari sebuah teks dalam post, page dan widget.
  10. Link Gambar: Membuat link dari sebuah gambar.
  11. Download Link: Cara membuat link download file di WordPress + Alternatif terbaik untuk fitur yang lebih kompleks.
  12. Link Satu Halaman: Membuat link 1 halaman (link ke bagian tertentu dalam halaman yang sama).

SUB-BAB Berikutnya: Mengganti Theme.

5 tanggapan pada “5 Perbedaan Post vs Page WordPress Untuk Human & SEO”

  1. Saya belajar secara betahap. Mohon bantu. Apa maksud Alt Text, cara menggunakan dan manfaatnya. Terimakasih atas tutorial yang hebat ini.

  2. Alt Text itu sebuah text yang digunakan oleh Google dalam mengenai tentang apa object tersebut. Saran saya lebih baik buat Alt Text singkat tapi sesuai.

Komentar Anda:

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *