Lompat ke konten

Time Value of Money: Konsep, Rumus Hingga Contoh

Mengenal Time Value of Money: Pengertian, Konsep, Metode, Rumus, Hingga Contoh

Konsep Time Value of Money (nilai waktu uang) akan semakin terasa pentingnya ketika Anda merasa nilai uang dari tahun ke tahun terus menurun.

Hingga saat ini, ada banyak metode yang dapat mengukur nilai waktu uang untuk membantu perusahaan, investor, maupun individu dalam mengambil keputusan finansial yang tepat.

Nah dalam panduan kali ini, Kita akan kupas tuntas “Time Value of Money” mulai dari pengertian, konsep, faktor, metode, rumus, contoh, hingga kelebihan dan kekurangannya. Mari Kita mulai…

Pengertian dan Konsep Time Value of Money

Time Value of Money (nilai waktu uang) adalah sebuah konsep yang mengukur nilai uang saat ini lebih berharga dibandingkan nilai uang dimasa yang akan datang.

Note: Time Value of Money sering pula disebut sebagai Present Discounted Value.

Konsep Time Value of Money mengajarkan bahwa nilai uang cenderung menurun dari waktu ke waktu (nominal tinggi tapi nilai rendah). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti inflasi hingga tingkat suku bunga.

Kurva Time Value of Money

Sebagai contoh, ketika Anda memiliki uang Rp 100.000 pada tahun 2000, berapa banyak pakaian yang bisa Anda beli ? Satu stel celana dan kemeja sudah bisa Anda dapatkan (bahkan lebih).

Sekarang bandingkan dengan uang Rp 100.000 pada tahun 2022, apa yang bisa Anda beli ? Jangankan beli celana, untuk dapat membeli kemeja pun Saya rasa perlu sortir-sortir harga dulu.

Disamping itu, uang juga memiliki potensi untuk dikembangkan karena dapat “di putar” atau di investasikan dalam jangka waktu tertentu.

Contohnya, ketika Anda menyimpan uang ke dalam rekening tabungan, maka Anda akan mendapatkan bunga tahunan.

Begitu juga ketika Anda menyimpan uang dalam bentuk deposito, saham, reksadana, maupun properti.

Namun, jika Anda menyimpan uang dibawah kasur selama beberapa tahun, maka Anda akan kehilangan potensi untuk mendapatkan uang tambahan jika uang itu di investasikan. Bahkan nilai uang tersebut juga akan menurun dimasa yang akan datang.

Note: Itu lah pengertian dan konsep dasar TVM menurut Saya pribadi. Agar panduan ini lebih akurat, berikut Saya kutip teori time value of money dari para ahli ekonomi:

Eugen Von Böhm-Bawerk

A dollar today is worth more than a dollar in the future, because a dollar today can be invested to get a return.

Eugen Von Böhm-Bawerk (1851 – 1914)

Note: Eugen Von Böhm-Bawerk merupakan ekonom asal Austria yang mengemukakan teori ekonomi konvensional yang juga merupakan Mantan Menteri Keuangan Austria-Hongaria.

sponsored-jd-sport

Dan menurut Eugen, ada 3 alasan yang mendasari time value of money, yaitu:

  1. Return (tingkat keuntungan) yang didapatkan pada masa mendatang bersifat tidak pasti, sementara keuntungan masa kini sudah sangat jelas.
  2. Manusia lebih puas memenuhi keinginan masa kini daripada masa mendatang.
  3. Kebutuhan akan barang-barang pada masa kini lebih bermanfaat daripada barang-barang masa mendatang yang belum tentu dibutuhkan.

Sharpe dkk

Menurut Sharpe dkk yang diterjemahkan oleh Prestina Hermastuti dan Dodi Pratuti (2005:135), Time Value of Money merupakan suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan oleh faktor perbedaan waktu dan bunga. Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai waktu uang yaitu tingkat inflasi, perubahan suku bunga bank, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, dan lain sebagainya.

Sharepe dkk dalam Prestina Hermastuti dan Dodi Pratuti (2005:135)

William R. Lasher

Lasher, W. (2016) mengemukakan bahwa time value of money didasarkan pada gagasan bahwa sejumlah uang di tangan seseorang saat ini bernilai lebih dari jumlah yang sama dijanjikan pada beberapa waktu di masa depan.

Lasher, W. (2016) Practical Financial Management.

Menurut William, konsep TVM ini sangat penting untuk dipahami oleh manajer keuangan sebagai dasar untuk menghitung harga saham, obligasi, profit, amortisasi utang, hingga memahami metode net present value dan melakukan analisis komparatif.

Pentingnya Time Value of Money Bagi Berbagai Kalangan

Konsep Time Value of Money tidak hanya penting bagi individu maupun investor saja, melainkan juga bagi manajemen keuangan perusahaan.

Biar semakin jelas, Saya akan mulai pembahasan dari “kenapa TVM penting bagi manajemen keuangan perusahaan”…

#1 Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, waktu yang tepat untuk menerapkan konsep time value of money adalah sejak awal perencanaan keuangan.

Dalam sistem keuangan konvensional, time value of money merupakan prinsip inti bagi manajemen keuangan perusahaan yang menjadi dasar pengambilan keputusan investasi pada suatu aktiva serta dalam menentukan sumber dana pinjaman.

Hal ini berdasarkan atas tingkat rate (bunga) tertentu yang mempengaruhi trade-off antara uang tunai saat ini dan pada masa yang akan datang. Tingkat rate (suku bunga) ini dari waktu ke waktu selalu cenderung positif.

Akibatnya, cash flow akan berada dalam dimensi waktu yang berbeda. Sehingga nilai uang masa depan dari sejumlah cash flow akan menjadi lebih besar dari nilai uang saat ini.

Jadi, semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar perbedaan antara nilai uang saat ini dengan nilai uang masa mendatang.

Nah, manajemen keuangan perusahaan harus mempertimbangkan konsep Time Value of Money dalam proses penganggaran.

Kemudian menganalisa hasilnya untuk mengetahui apakah keputusan finansial saat ini dapat menguntungkan perusahaan pada masa yang akan datang – atau justru merugikan perusahaan -.

#2 Bagi Investor

Investor memerlukan konsep Time Value of Money sebagai acuan dalam pengambilan keputusan investasi mana yang lebih menguntungkan.

Sebagai contoh, Dwi memiliki dua opsi investasi, katakanlah Perusahaan A dan Perusahaan B. Kedua investasi ini identik yaitu minimal harus menanamkan modal selama 2 tahun dengan total keuntungan sebesar Rp 150 Juta.

Perbedaannya:

  1. Perusahaan A akan memberikan tingkat keuntungan (cash) sebesar Rp 100 Juta pada tahun pertama dan Rp 50 Juta pada tahun kedua.
  2. Perusahaan B akan memberikan seluruh tingkat keuntungan (cash) sebesar Rp 150 Juta pada tahun pertama.

Meskipun total keuntungan sama-sama Rp 150 Juta, justru menginvestasikan uang ke Perusahaan B jauh lebih menguntungkan daripada ke Perusahaan A.

Karena Perusahaan B membayarkan keuntungan tahun ke dua (Rp 50 Juta) sekaligus pada tahun pertama, yang mana nilainya lebih tinggi daripada Rp 50 Juta pada tahun kedua.

Tenang, kenapa bisa demikian, apa alasannya akan Anda pelajari dalam panduan ini.

#3 Bagi Individu

Ada banyak manfaat menerapkan konsep Time Value of Money dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:

  1. Membantu dalam menentukan besaran yang yang perlu ditabung untuk mencapai jumlah yang diinginkan dalam periode waktu tertentu.
  2. Membantu pengambilan keputusan “waktu” pembelian suatu barang yang tepat, apakah lebih menguntungkan jika dibeli hari ini atau tahun depan ?

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Time Value of Money + Ilustrasi

Penting! Faktor-faktor yang mempengaruhi Time Value of Money adalah perubahan inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan pajak, hingga kondisi politik.

Hubungan Time Value of Money dengan faktor inflasi sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Ketika inflasi meningkat, maka nilai uang semakin rendah yang menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.

Ilustrasinya begini…

Saya menggunakan contoh kenaikan harga Minyak Goreng dan Cabai Rawit pada tahun 2021 menyebabkan inflasi tahun 2021 sebesar 1,87% (year on year).

FYI, sebelum inflasi meningkat, harga minyak goreng 1 Liter merek R*se B*and di daerah tempat tinggal Saya sekitar Rp 17.000.

Menggunakan uang Rp 20.000, Saya akan mendapatkan kembalian Rp 3.000 yang bisa Saya gunakan untuk membeli 3 buah “Gorengan Pinggir Jalan”, misalnya.

Lumayan bukan ? Buat cemilan doang… Artinya, daya beli Saya masih cukup baik.

Namun, ketika harga Minyak Goreng naik (saat itu mencapai Rp 20.000/Liter), daya beli Saya menjadi menurun.

Ilustrasi kenaikan harga (inflasi) minyak goreng

Dengan menggunakan nilai uang yang sama (Rp 20.000), Saya hanya bisa membeli 1 Liter Minyak Goreng tanpa kembalian.

Alhasil Saya perlu menambah jumlah uang jika ingin membeli 3 buah cemilan “gorengan pinggir jalan”.

Dan apesnya, harga gorengan pinggir jalan pun ikut naik menjadi 4 buah seharga Rp 5.000 yang semula 1 buah Rp 1.000.

Ini terjadi karena: “Gorengan pinggir jalan ini kan digoreng menggunakan minyak goreng yang harganya naik, ditambah lagi harga cabai rawit juga naik. Otomatis penjual menaikkan harga dong!”

Akhirnya, semakin menurunlah daya beli Saya.

Dan, TVM atau nilai waktu dari uang sebesar Rp 20.000 yang dulunya (sebelum kenaikan harga) mampu memenuhi kebutuhan Saya, saat ini sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Saya.

Artinya, meskipun nominalnya sama-sama Rp 20.000, tapi nilainya tidak sama.

Ya… itu contoh hubungan time value of money dengan inflasi dari kehidupan sehari-hari. Dan ini juga berlaku dalam operasional perusahaan maupun kegiatan investasi.

Metode Rumus Time Value of Money

Rumus Time Value of Money terdiri dari tiga metode perhitungan utama, yaitu untuk investasi atau pembayaran bunga majemuk, periode tunggal, dan anuitas (cicilan).

Ketiga metode perhitungan TVM tersebut sama-sama dapat mengukur Future Value (FV) dan Present Value (PV) yang terdiri dari 6 variabel berikut:

  1. FV = Future Value merupakan nilai uang masa depan.
  2. PV = Present Value merupakan nilai uang saat ini.
  3. i = Interest merupakan tingkat suku bunga.
  4. n = Jumlah periode bunga majemuk pertahun (periode peracikan).
  5. t = Jumlah periode investasi atau pembayaran (tahun).
  6. A = Annuity merupakan pokok atau besaran cicilan investasi atau pembayaran.

Nah dari variabel-variabel ini lah rumus yang mengukur Time Value of Money berdasarkan masing-masing metode tersusun.

Mari kita pelajari…

#1 Metode Bunga Majemuk

Rumus Time Value of Money menggunakan metode bunga majemuk

Berikut rumus Time Value of Money untuk Future Value dan Present Value pada metode investasi atau pembayaran dengan bunga majemuk (periode peracikan):

Rumus Future Value (FV) Bunga Majemuk:
FV = PV × [1 + (in)](n × t)

Rumus Present Value (PV) Bunga Majemuk:
PV = FV ⁄ [1 + (in)](n × t)

Penting! Saya menggunakan superscript (tika atas) untuk variabel (n × t) dalam rumus diatas. Itu merupakan perintah untuk menghitung pangkat.

#2 Metode Periode Tunggal

Rumus TVM investasi atau pembayaran periode tunggal

Rumus Time Value of Money untuk periode tunggal tidak mempertimbangkan bunga majemuk (periode peracikan) seperti berikut:

Rumus Future Value (FV) Tunggal:
FV = PV × (1 + i)t

Rumus Present Value (PV) Tunggal:
PV = FV ⁄ (1 + i)t

Terlihat perbedaannya dengan metode bunga majemuk bukan ?

Dalam metode periode tunggal, variabel tingkat suku bunga (i) tidak dibagi dengan periode peracikan (i ⁄ n). Selain itu periode peracikan juga tidak dikali dengan jumlah periode investasi atau pembayaran (n × t).

#3 Metode Annuity (Anuitas)

Rumus dan contoh Time Value of Money menggunakan metode Annuity (anuitas)

Metode annuity (anuitas) atau cicilan akan mengukur Time Value of Money apabila Anda melakukan investasi atau pembayaran berulang dalam jangka waktu tertentu.

Rumus Future Value (FV) Anuitas:
FV = A × [(1 + i)t1] ⁄ i

Rumus Present Value (PV) Anuitas:
PV = A × [1 − (1 ⁄ (1 + i)ti)]

Karena Time Value of Money dari waktu ke waktu terus berubah, maka metode anuitas sangat cocok untuk investasi atau pembayaran berjangka.

Biar semakin jelas, mari perhatikan beberapa contoh berikut:

Contoh Soal Time Value of Money (TVM)

Oh ya, sebelum melanjutkan, pahami dahulu bahwa:

Baik rumus Future Value maupun Present Value sama-sama dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda seperti dalam case investasi atau pinjaman dalam periode tunggal, bunga majemuk, maupun anuitas (cicilan).

Intinya, Future Value (FV) berguna untuk menghitung TVM dari sejumlah uang saat ini (investasi maupun serangkaian pembayaran) di waktu yang akan datang.

Sementara Present Value (PV) merupakan kebalikannya yang menghitung nilai uang di masa mendatang dari sejumlah uang saat ini.

Nah, mudah-mudahan beberapa contoh soal Time Value of Money berikut dapat memberikan insight berharga bagi Anda (perhatikan baik-baik setiap tahapnya ya…).

Note: Untuk memudahkan pemahaman materi TVM ini, Saya akan mulai pembahasan dari contoh paling mudah terlebih dahulu.

#1 Contoh Time Value of Money Periode Tunggal

Konsep Future Value dan Present Value dalam investasi maupun pembayaran tunggal hanya berlaku jika dilakukan untuk 1× investasi atau pembayaran. Jadi, tidak ada periode pembayaran maupun penerimaan berulang.

Misalnya, Anda mendapatkan bonus sebagai karyawan terbaik dari perusahaan. Kemudian perusahaan meminta Anda memilih satu dari dua pilihan, yaitu bonus akan diberikan saat ini sebesar Rp 25.000.000 atau 2 tahun depan sebesar Rp 27.000.000.

Jika tingkat suku bunga 6% pertahun, silahkan jawab pertanyaan berikut:

  1. Uang Rp 25.000.000 saat ini setara dengan uang berapa untuk 2 tahun kedepan ?
  2. Uang Rp 27.000.000 untuk 2 tahun ke depan setara dengan uang berapa pada tahun ini ?
  3. Mana yang lebih baik menerima uang bonus saat ini atau tahun depan ?

Pembahasan:

Untuk pertanyaan pertama, Anda bisa menggunakan rumus Future Value yang disederhanakan. Silahkan masukkan data-data yang dibutuhkan ke dalam rumus seperti berikut:

FV = PV × (1 + i)t
= Rp 25.000.000 × (1 + 6%)2
= Rp 25.000.000 × 1,062
FV =Rp 28.090.000

Jadi, dengan tingkat suku bunga sebesar 6% pertahun, maka nilai uang Rp 25.000.000 saat ini setara dengan uang Rp 28.090.000 pada 2 tahun kedepan.

Untuk pertanyaan kedua, silahkan gunakan rumus Present Value seperti berikut:

PV = FV (1 + i)t
= Rp 27.000.000 (1 + 6%)1
= Rp 27.000.000 1,061
PV =Rp 23.139.907

Interpretasi hasil rumus Present Value ini sama saja yaitu: Dengan tingkat suku bunga sebesar 6% pertahun, maka nilai uang Rp 27.000.000 pada 2 tahun ke depan setara dengan uang Rp 23.139.907 saat ini.

Bagaimana dengan jawaban pertanyaan ketiga ?

Sudah terlihat jelas. Namun, jika Saya yang harus memilih, maka Saya akan meminta perusahaan untuk membayar bonus sebesar Rp 25.000.000 saat ini daripada Rp 27.000.000 pada tahun ke 2 berikutnya.

Karena jika uang tersebut Saya investasikan (1× investasi sebesar Rp 25.000.000 dalam 2 tahun) akan menjadi Rp 28.090.000 dalam 2 tahun ke depan (berdasarkan tingkat suku bunga 6% pertahun).

#2 Contoh Time Value of Money Bunga Majemuk

Konsep Time Value of Money dengan periode tunggal hanya mengukur nilai uang berdasarkan bunga pertahun.

Sementara itu, seperti contoh ilustrasi TVM yang Saya sebutkan diatas, TVM juga dipengaruhi oleh inflasi.

Bahkan inflasi bisa saja terjadi sepanjang tahun (setiap kuartal maupun perbulan).

Dengan menggunakan metode bunga majemuk, strategi Time Value of Money dapat mengurangi dampak pengurangan nilai uang akibat inflasi pada masa mendatang.

Karena acuan metode bunga majemuk berdasarkan jumlah uang Anda pada periode awal investasi serta akumulasi bunga selama periode investasi.

Note: Periode bunga majemuk (periode peracikan) bisa saja dalam time frame kuartal (triwulan), bulanan, maupun harian. Ini akan tergantung dari instrument investasi yang Anda pilih.

Untuk memudahkan pemahaman, contoh TVM periode tunggal diatas akan Saya modifikasi seperti berikut:

Misalnya, saat ini Anda memiliki uang cash Rp 25.000.000. Setelah melakukan riset, Anda menemukan investasi yang memberikat tingkat bunga sebesar 6% berdasarkan periode peracikan perhari, bulan, kuartal, dan tahun.

Pertanyaannya, instrument investasi mana yang lebih baik daripada membelanjakan uang tersebut saat ini?

Pembahasan:

Langsung saja masukkan data yang diperlukan ke dalam rumus TVM metode bunga majemuk seperti berikut:

FV (hari) = PV × [1 + (in)](n × t)
FV (hari) = Rp 25.000.000 × [1 + (6%365)](365 × 1)
= Rp 25.000.000 × [1 + 0.000164]365
= Rp 26.545.782,77

Itu baru untuk TVM dengan bunga majemuk perhari. Selanjutnya, hitung untuk perbulan, kuartal, dan tahun menggunakan rumus yang sama (cukup ganti variabel n sesuai periode peracikan).

Untuk memudahkan proses perhitungan, Anda bisa menggunakan Kalkulator Scientific Online M Jurnal. Hasilnya akan sama seperti tabel berikut:

Periode PeracikanFuture Value
PerhariRp 25.000.000 × [1 + (6% ⁄ 365)](365 × 1) = Rp 26.545.782,77
PerbulanRp 25.000.000 × [1 + (6% ⁄ 12)](12 × 1) = Rp 26.541.945,30
PerkuartalRp 25.000.000 × [1 + (6% ⁄ 4)](4 × 1) = Rp 26.534.088,77
PertahunRp 25.000.000 × [1 + (6% ⁄ 1)](1 × 1) = Rp 26.500.000,00
Tabel: Contoh Metode Bunga Majemuk pada Time Value of Money

Jadi, dengan tingkat suku bunga yang sama (6%), periode peracikan yang paling kecil (perhari) dapat memberikan return lebih tinggi dari pada yang lainnya.

#3 Contoh Time Value of Money Anuitas

Note: Anuitas adalah suatu cicilan pembayaran atau penerimaan yang besaran nilainya tetap dalam jangka waktu tertentu. Contohnya produk asuransi atau investasi berjangka.

Misalnya, Andi secara rutin menginvestasikan uangnya ke bank sebesar Rp 200.000.000 pertahun. Kemudian bank memberikan tingkat suku bunga sebesar 10% pertahun. Andi berencana akan memulai investasi pada akhir tahun ini selama periode 5 tahun.

Pertanyaannya, berapakah Future Value dari kegiatan investasi anuitas Andi selama 5 tahun tersebut ?

Pembahasan:

Identifikasi dahulu, dalam contoh ini:

PeriodePembayaran Investasi
Saat iniRp 0,-
Tahun ke-1Rp 200.000.000
Tahun ke-2Rp 200.000.000
Tahun ke-3Rp 200.000.000
Tahun ke-4Rp 200.000.000
Tahun ke-5Rp 200.000.000
TotalRp 1.000.000.000
Tabel: Simulasi time value of money annuity

Artinya, secara total Andi akan mengeluarkan (menginvestasikan) uang sebesar Rp 1.000.000.000.

Namun, nilai uang yang di keluarkan Andi pada tahun ke-1 tidak sama dengan tahun ke-2 dan juga tidak sama dengan nilai uang tahun-tahun berikutnya. Saya yakin Anda mengerti dari contoh-contoh sebelumnya.

Untuk mengetahui Future Value dari Rp 1.000.000.000 berdasarkan anuitas pada tahun ke-5 dengan bunga 10% pertahun, silahkan gunakan rumus berikut:

FV = A × [(1 + i)t1] ⁄ i
FV = Rp 200.000.000 × [(1 + 10%)51] ⁄ 10%
= Rp 200.000.000 × [1,610511] ⁄ 10%
= Rp 200.000.000 × 6,1051
FV = Rp 1.221.020.000

Artinya, investasi berkala yang dilakukan Andi sebesar Rp 200.000.000 selama 5 tahun (dengan total anuitas sebesar Rp 1.000.000.000), setara dengan Rp 1.221.020.000 pada tahun ke 5.

Penting! Masih banyak contoh soal Time Value of Money yang lainnya. Dan ini akan tergantung beberapa hal. Termasuk untuk menghitung Present Value Anuitas, Metode Bunga Majemuk, dan Periode Tunggal. Selengkapnya akan Saya bahas dalam Panduan Berikutnya karna konten ini akan terlalu panjang untuk membahas semuanya.

Pahami Biaya Peluang dari Time Value of Money

Metode apapun yang Anda gunakan dalam mengukur Time Value of Money, Anda dapat melihat “Biaya Peluang” dari hasil analisis tersebut.

Biaya peluang ini dapat menjadi tolok ukur bagi Manajemen Keuangan sebelum mengambil keputusan finansial untuk memaksimalkan keuntungan.

Jika Anda mengambil keputusan yang salah, maka berdasarkan konsep Time Value of Money, Anda akan melewatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih atau bisa saja membayar biaya lebih tinggi.

Ini sangat buruk bagi kelangsungan hidup bisnis, dan tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.

Misalnya, Saya menggunakan contoh metode bunga majemuk diatas.

Dari contoh tersebut, TVM dengan periode peracikan perhari jauh lebih baik daripada membelanjakan uang pada saat ini. Bahkan juga lebih baik daripada periode peracikan lainnya (perbulan, perkuartal, dan pertahun).

Jika Anda memilih investasi dengan periode bunga peracikan pertahun, maka Anda akan meningkatkan “biaya peluang” sebesar Rp 26.545.782,77 − Rp 26.500.000 = Rp 45.783 di tahun depan.

Artinya, pada tahun depan, Anda akan mengalami kerugian nilai waktu dari uang sebesar Rp 45.783.

Begitu juga jika Anda memilih investasi pada periode peracikan lainnya. Karena selisih dari nilai waktu uang akan menjadi biaya peluang.

Kelebihan dan Kekurangan Time Value of Money

Kelebihan Time Value of Money dalam perekonomian konvensional sudah terlihat jelas, yaitu mengukur nilai waktu uang berdasarkan tingkat suku bunga sebagai tolok ukur.

Namun, bukan hanya tingkat suku bunga yang mempengaruhi nilai waktu uang, tapi juga termasuk inflasi, kebijakan pajak, dan kondisi politik.

Sementara itu, tidak ada satupun metode dan rumus TVM yang mempertimbangkan inflasi, kebijakan pajak, maupun kondisi politik.

Saya pikir ini yang menjadi kelemahan dari konsep Time Value of Money.

Karena seperti ilustrasi tentang hubungan TVM dan inflasi yang Saya sebutkan diatas, terlihat jelas bahwa semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin rendah daya beli masyarakat.

Begitu juga dengan kebijakan pajak. Ketika pemerintah menaikkan persentase tarif pajak, ini akan meningkatkan beban perusahaan.

Pun demikian, kenaikan tarif pajak maupun tingkat inflasi yang tinggi cukup jarang terjadi. Saya pikir secara konvensional, konsep TVM cukup mampu memberikan insight berharga, baik untuk perorangan, perusahaan, hingga investor.

Tapi jika Anda memiliki pemikiran yang berbeda terkait topik ini, silahkan coret-coret kolom komentar…

Pintasan Panduan Time Is Money

Panduan Sebelumnya: Dasar Manajemen Keuangan.

  1. Time Value of Money (TVM): (Anda Disini).
  2. Future Value: (Sedang disusun).

Komentar Anda:

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *