Lompat ke konten

Analisis Common Size Laporan Keuangan [Formula + Contoh]

Analisis Common Size Laporan Keuangan: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Contoh cara menghitungnya, hingga kombinasi analisis vertikal dan horizontal

Ada banyak teknik analisis laporan keuangan yang mampu memberikan insight berharga bagi para analis, salah satunya Analisis Common Size.

Setiap laporan keuangan terdiri dari beberapa akun (pos). Jika Anda membaca data mentah ini, apa yang Anda dapatkan ? Hanya angka bukan ? Seperti laba/rugi, HPP, maupun Total Assets.

Data mentah laporan keuangan ini justru tidak dapat membantu Anda untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.

Oleh karena itu, mari pelajari apa itu analisis common size, tujuan dan manfaatnya, serta contoh cara menghitung common size + makna dari setiap hasilnya dalam panduan ini.

Pengertian Analisis Common Size

Analisis common size adalah salah satu teknik analisis laporan keuangan yang dapat mengukur proporsi masing-masing akun (pos) dengan total akun dalam laporan keuangan neraca dan laba rugi. Perbandingan setiap akun atau pos dilakukan terhadap total akun masing-masing laporan keuangan.

Jadi, dalam laporan laba rugi, setiap akun dalam laporan tersebut akan dibandingkan dengan total penjualan. Sedangkan dalam laporan neraca, setiap akun pada bagian aktiva akan dibandingkan dengan total aktiva. Begitu juga dengan passiva.

Note: Itu pengertian dan pemahaman Saya pribadi. Jika Anda membutuhkan pendapat para ahli, coba gunakan ini:

“Analisis common size adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi pos-pos dalam neraca dengan suatu jumlah tertentu. Laporan laba rugi dengan jumlah tertentu dari laporan laba rugi. Misalnya proporsi persediaan terhadap jumlah aktiva lancar, proporsi aktiva lancar terhadap jumlah aktiva, proporsi harga pokok terhadap total pendapatan dan hasil usaha.”

Sawir (2017:46)

Dalam analisis common size, setiap total akun disebut juga dengan common base. Jadi, common base untuk laba/rugi adalah penjualan neto atau penjualan bersih. Sedangkan common base untuk aktiva pada laporan neraca adalah total aktiva.

Artinya, common base inilah yang menjadi dasar perbandingan yang bernilai 100% pada masing-masing kelompok akun.

Tujuan dan Manfaat Analisis Common Size

Pada dasarnya, analisis common size bertujuan untuk mengetahui proporsi masing-masing akun dalam laporan keuangan terhadap common base-nya.

Hasil perbandingan ini dapat memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan untuk mempermudah proses analisis.

Secara garis besar, hasil analisis common size dapat membuat Anda berkata seperti ini:

“Oh.. ternyata 21.56% dari Total Liabilities perusahaan berasal dari Utang (Account Payable)”

Sementara itu, hasil common size dapat memberikan manfaat bagi manajemen perusahaan, terutama untuk mengidentifikasi dan menilai efektivitas penerapan kebijakan operasional, pendanaan, maupun investasi perusahaan sebagai acuan penyusunan strategi masa mendatang.

sponsored-jd-sport

Sekali lagi… itu pendapat dan pemahaman Saya pribadi. Sementara itu, menurut Kasmir (2012:91), tujuan analisis common size terbagi 3 yaitu:

  1. Mengetahui persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau passiva.
  2. Mengetahui struktur modal.
  3. Mengukur komposisi biaya terhadap penjualan.

Formula Analisis Common Size

Secara umum, Analisis common size dapat dihitung dengan cara membagi masing-masing Komponen Akun dengan Total Akun, kemudian kalikan jawabannya dengan 100%. Komponen dan Total bergantung dari akun apa yang akan Anda analisis.

Formula analisis common size laporan keuangan (Neraca & Laba Rugi)

Misalnya, untuk laporan laba rugi, formula untuk menghitung common size sebagai berikut:

Rumus Laba Rugi Common Size:
Komponen Laba RugiPendapatan Bersih × 100%

Sementara itu, dalam laporan neraca, formula untuk menghitung common size terbagi 3 yaitu untuk Aktiva, Liabilitas, dan Ekuitas.

Rumus Neraca Common Size:
AKTIVA: Komponen AktivaTotal Aktiva × 100%
LIABILITAS: Komponen LiabilitasTotal Passiva × 100%
EKUITAS: Komponen EkuitasTotal Passiva × 100%

Note: Komponen Aktiva merupakan masing-masing akun (pos) yang menyusun laporan Total Aktiva dalam laporan neraca. Jadi, Total Aktiva menjadi common base (dasar), yaitu 100%.

Begitu juga dengan komponen liabilitas dan ekuitas menggunakan total passiva sebagai common base-nya, serta Penjualan Bersih menjadi common base untuk setiap komponen pada laporan laba rugi.

Agar semakin memahami materi kali ini, mari simak beberapa contoh berikut:

Contoh Cara Menghitung Analisis Common Size

Agar bisa menghitung common size, Saya harap Anda sudah memahami bagaimana cara membuat laporan keuangan (laba rugi dan neraca) terlebih dahulu.

Setidaknya, Anda sudah tahu susunan akun (pos) apa saja yang membentuk laporan keuangan tersebut.

Sebagai alat bantu, Saya menggunakan Microsoft Excel untuk menyelesaikan perhitungan rumus. Jangan khawatir, meskipun Anda masih awam dalam menggunakan Excel, Saya juga menyusun Pusat Panduan Belajar Rumus Excel.

#1 Common Size Laba Rugi

Sebagai contoh, Saya memiliki laporan laba rugi PT M Jurnal Com Tbk seperti gambar berikut:

Analisis Common Size Laporan Keuangan: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Contoh cara menghitungnya, hingga kombinasi analisis vertikal dan horizontal

Dalam contoh ini, Penjualan Bersih (22,597.6) akan menjadi common base yaitu 100%.

Sementara untuk setiap akun lainnya (yang dimulai dari Harga Pokok Penjualan, Laba Kotor, hingga Pendapatan Bersih merupakan komponen laba rugi.

Note: Saya menggunakan format Internasional sebagai pemisah desimal dan ribuan. Jadi, dalam format penulisan Indonesia, 22,597.6 adalah 22.597,6 (Dua puluh dua ribu lima ratus sembilan puluh tujuh koma enam).

Untuk menghitung analisis common size laba rugi menggunakan Excel, silahkan ikuti langkah-langkah berikut:

Cara menghitung analisis common size laporan laba rugi
  1. Tentukan common base. Dalam contoh ini adalah Penjualan Bersih. Silahkan ketik saja 100% pada cell D6.
  2. Hitung common size untuk akun Harga Pokok Penjualan dengan rumus Harga Pokok Penjualan ⁄ Penjualan Bersih × 100%. Dalam Excel, gunakan rumus ini =C7/$C$6 pada cell D7. Jangan lupa gunakan reference absolute (simbol $) pada cell C6 menjadi $C$6 untuk memudahkan perhitungan.
  3. Gunakan fitur AutoFill atau Copy-Paste Rumus pada cell D7 ke cell D8 sampai D14 untuk menghitung common size pada akun lainnya secara otomatis. Hasilnya dapat Anda lihat pada tabel berikut:

PT M Jurnal Com Tbk
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang barakhir pada 31 Desember 2021
(Dalam Jutaan Rupiah)

Penjualan Bersih22,597.6100.00%
Harga Pokok Penjualan10,682.647.27%
Laba Kotor11,915.052.73%
Beban Penjualan Umum dan Admin7,325.032.41%
Biaya lain-lain Bersih225.21.00%
Beban Bunga473.82.10%
Penghasilan Sebelum Pajak3,891.017.22%
Beban Pajak Penghasilan383.51.70%
Pendapatan Bersih3,507.515.52%
Tabel: Contoh Analisis Common Size pada laporan laba rugi

Penting! Saya harap Anda juga sudah memahami bagaimana cara mengubah desimal menjadi persentase di Excel. Jika belum, silahkan pelajari panduan tersebut.

Apa Artinya ?

Note: Semua persentase pada analisis common size ini dihitung dari Penjualan Bersih sebagai dasar. Jadi, menjumlahkan persentase common size untuk semua akun tidak akan menghasilkan 100% (Penjualan Bersih).

Anda bisa membuktikannya: Silahkan gunakan Kalkulator Online M Jurnal dan jumlahkan semua persentase common size 47.27% + 52.73% + 32.41% + 1.00% + 2.10% + 17.22% + 1.70% + 15.52% = 169.95%. Ini pemahaman yang salah.

Jadi, hasil common size itu menunjukkan proporsi masing-masing akun dalam laporan keuangan terhadap common base (dasar). Itu kuncinya…

Sebagai contoh: Dari hasil analisis common size laba rugi, terlihat bahwa Penjualan Bersih menjadi dasar (common base) yaitu 100%, yang terdiri dari 47.27% Harga Pokok Penjualan dan 52.73% Laba Kotor.

47.27% + 52.73% = 100.00%. Artinya, Penjualan Bersih 100% terbagi ke dalam dua akun (HPP dan Laba Kotor). Laba kotor ini, nanti akan dikurangi lagi dengan beberapa beban dan biaya.

Nah, setiap biaya dan beban memiliki proporsi masing-masing terhadap Penjualan Bersih.

Misalnya, Beban Penjualan Umum dan Admin yang memiliki proporsi sebesar 32.41% dari Penjualan Bersih. Begitu juga dengan Penghasilan Sebelum Pajak yaitu sebesar 17.22% dari Penjualan Bersih.

… Ingat! Porsinya berasal dari Penjualan Bersih …

Sedangkan interpretasinya seperti ini: Persentase common size laba rugi ini dapat memberi tahu manajemen mengenai kinerja dan kemampuan perusahaan.

Salah satunya Pendapatan Bersih (15.52%) yang dapat memberi tahu analis bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar Rp 155.22 dari setiap Rp 1,000.00 Penjualan Bersih.

Nilai ini dapat Anda hitung dengan cara mengali Penjualan Bersih dengan Common Size Pendapatan Bersih, yaitu Rp 1,000.00 × 15.52% = Rp 155.22.

Begitu juga dengan akun lainnya… Anda dapat mengali Penjualan Bersih dengan Common Size Penghasilan Sebelum Pajak, misalnya.

Hasilnya menunjukkan bahwa setiap Rp 1,000.00 Penjualan Bersih mampu menghasilkan Penghasilan Sebelum Pajak sebesar Rp 172.19.

#2 Common Size Neraca

Sebagai contoh, Saya memiliki laporan Neraca Keuangan (Balance Sheet) PT M Jurnal Com Tbk seperti gambar berikut:

Tentukan dasarnya

Untuk setiap pos-pos keuangan pada Aktiva, silahkan gunakan Total Assets (369,725) sebagai common base.

Jadi, untuk menghitung common size untuk akun Cash & Cash Equivalents, silahkan gunakan rumus ini Cash & Cash Equivalents ⁄ Total Assets × 100%.

Secara manual, Anda dapat menghitung common size menggunakan Kalkulator Radian M Jurnal. Hasilnya pasti sama dengan persentase berikut:

= 26,143 ⁄ 369,725 × 100%
= 7.14%

Namun, jika Anda menggunakan Microsoft Excel, silahkan gunakan rumus =C7/$C$19 pada cell D7 untuk bagian Aktiva dan rumus =G7/$G$15 pada cell H7 untuk bagian Passiva.

Kemudian lakukan AutoFill untuk menghitung common size akun lainnya secara otomatis (sama seperti contoh pada Laporan Laba Rugi diatas). Hasilnya akan tampak seperti berikut:

Contoh rumus analisis common size laporan neraca (balance sheet)

Penting! Harap sesuaikan reference cell dalam rumus sesuai dengan laporan keuangan Anda. Saya menggunakan rumus =C7/$C$19 karena akun Cash & Cash Equivalents berada pada cell C7 dan akun Total Assets berada pada cell C19. Begitu juga dengan rumus =G7/$G$15. Jika Anda ragu, pelajarilah cara menggunakan Excel dari dasar.

Lalu, apa makna hasil analisis common size untuk balance sheet ini ?

Konsepnya sama saja dengan analisis common size laba rugi. Setiap akun (pos) merupakan proporsi dari common base.

Namun, interpretasinya sedikit berbeda…

Anda tidak bisa membuat kesimpulan yang sama dengan common size laba rugi seperti ini: “Setiap Rp 1,000 Total Assets dapat menghasilkan Rp 12.05 inventory” (Hasil ini Rp 1,000 × 1.21% = Rp 12.05. Ini kesimpulan yang salah.

Kesimpulan yang benar seperti ini: “1.21% dari Total Assets merupakan Inventory perusahaan”.

Maknanya sedikit berbeda. Karena Total Assets tidak menghasilkan Inventory. Melainkan, inventory merupakan bagian dari Total Assets.

Fakta Tentang Analisis Common Size

Analisis Common Size tidak hanya dapat digunakan untuk analisis vertikal, melainkan juga untuk analisis horizontal laporan keuangan.

FYI, analisis vertikal dilakukan untuk membandingkan setiap pos dalam laporan keuangan dalam satu periode (triwulan maupun tahunan). Ini sudah Saya bahas dalam SUB-BAB sebelumnya (lihat Pintasan Panduan).

Ke dua contoh analisis common size diatas merupakan metode analisis vertikal (hanya ada satu periode data).

Menariknya, Analisis Common Size dapat dilakukan untuk ke dua metode tersebut (horizontal dan vertikal) secara bersamaan.

Misalnya, Anda membuat analisis common size laporan keuangan untuk tahun 2015. Ini analisis vertikal. Kemudian, Anda juga membuat analisis common size ditahun 2016, 2017, sampai 2020.

Lalu apa yang Anda dapatkan ?

Yaa… Kumpulan data hasil analisis common size dari tahun 2015 sampai tahun 2020.

Selanjutnya, Anda dapat melakukan analisis horizontal untuk setiap data common size ini. Salah satu yang paling populer adalah untuk melihat trend.

Umumnya investor menilai perusahaan menggunakan data historis. Kombinasi analisis vertikal dan horizontal common size ini dapat menunjukkan trend proporsi setiap akun dalam laporan keuangan terhadap common base-nya.

Dengan kombinasi analisis vertikal dan horizontal common size, Anda dapat mengetahui penurunan atau peningkatan drastis setiap akun. Misalnya seperti gambar berikut:

Gambaran detail laporan keuangan menggunakan kombinasi common size vertikal dan horizontal

Saya menampilkan line chart untuk pos Pendapatan Bersih untuk melihat perubahan proporsi Pendapatan Bersih atas Penjualan Bersih dari tahun ke tahun.

Seperti yang Anda lihat, di tahun 2016 sampai 2017, Pendapatan Bersih menurun drastis sebelum kemudian meningkat kembali pada tahun 2018 sampai 2020.

Disamping mengetahui persentase Pendapatan Bersih terhadap Penjualan Bersih, Anda juga bisa mengetahui perubahan data dari waktu ke waktu.

Ini lah salah satu kelebihan dari menggabungkan analisis vertikal dan horizontal common size.

Yah… Saya rasa panduan analisis common size ini sudah cukup lengkap. Selanjutnya, silahkan tambah skill Anda tentang analisis laporan keuangan melalui pintasan panduan berikut:

Pintasan Panduan Analisis Laporan Keuangan

Panduan Sebelumnya: Dasar Manajemen Keuangan.

  1. Analisis Laporan Keuangan: Mengenal analisis laporan keuangan: Pengertian, tujuan, metode dan teknik hingga contoh sederhana.
  2. Common Size: (Anda Disini).
  3. Break Even Point: Mengenal Break Even Point, analisis, rumus, contoh serta manfaatnya dalam bisnis.
  4. Analisis Trend: (sedang disusun).

Komentar Anda:

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *