Lompat ke konten

Investasi Saham Bukan Trading Saham, Apa Bedanya ?

Investasi Saham

Investasi saham dan trading saham merupakan salah satu pilihan bisnis yang populer di era digital ini. Investasi saham juga dikenal sebagai bisnis yang memberikan return (keuntungan) yang tinggi. Dan ternyata, tidak sedikit pula orang tergiur untuk terjun bebas ke dalam bisnis ini.

Sebelum benar-benar terjun dalam bisnis investasi saham, Anda mesti tahu bahwa dengan return (keuntungan) yang tinggi, investasi saham juga memiliki risk (risiko) yang tinggi pula. Dan hal ini pula lah yang membuat sebagian orang ragu-ragu mendalami bisnis ini.

Baik investasi maupun trading, memiliki strategi yang berbeda. Sehingga Anda tidak bisa serta merta menyamakan investasi saham dengan trading saham. Meskipun kedua-duanya memiliki tujuan yang sama dan memperdagangkan instrument investasi yang sama.

Perbedaan Investasi Saham dan Trading Saham

Trading VS Investasi
Image: M Jurnal

Perbedaan utama investasi saham dengan trading saham adalah investasi bertujuan untuk  memperoleh return (keuntungan) dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan trading cenderung bertujuan untuk memperoleh return (keuntungan) dalam jangka pendek.

Dan perbedaan tujuan inilah yang kemudian membentuk perbedaan-perbedaan lainnya seperti strategi, mindset pelakunya, dan risiko yang dihadapi. Perbedaan-perbedaan tersebut kami uraikan di bawah ini:

#1 Investasi Saham Untuk Jangka Panjang (Long Term)

Investasi Saham
Image: M Jurnal

Secara umum, investasi diartikan sebagai tindakan yang dilakukan seseorang/kelompok untuk mengumpulkan suatu asset dengan mengharapkan return (keuntungan) di masa yang akan datang. Proses dan lama waktu pengumpulan aset ini cukup lama tergantung dari asset apa yang diakumulasi. Sedangkan orang yang melakukan investasi disebut juga dengan investor.

Jika dikaitkan dengan saham, investasi saham dapat diartikan sebagai kegiatan mengakumulasi saham dalam jangka waktu tertentu dengan mengharapkan keuntungan ketika dijual kembali.

Selama mengakumulasi atau menyimpan saham, investor cenderung tidak peduli dengan naik turunnya (fluktuasi) saham saat itu. Investor saham akan terfokus dengan proyeksi pertumbuhan perusahaan kedepannya yang kemudian akan tergambarkan pada harga sahamnya.

Perusahaan yang memiliki potensi untuk tumbuh, akan cenderung memiliki kenaikan harga saham. Pertumbuhan sebuah perusahaan yang ideal tidak dapat terjadi hanya dalam 1 – 2 bulan saja. Tetapi dapat terjadi bertahun-tahun. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa investor menyimpan suatu asset dalam jangka waktu yang lama.

#2 Strategi Investasi Saham

Sehubungan jangka waktu investasi cukup panjang, maka strategi yang digunakan investor pun untuk jangka panjang. Untuk menentukan saham mana yang akan di akumulasi (kumpulkan), investor akan menganalisa beberapa faktor yang akan mempengaruhi saham tersebut dimasa depan.

Pada umumnya investor akan memilih saham-saham dengan fundamental yang sehat dan berkualitas baik di industrinya. Perusahaan yang sehat dan berpotensi tumbuh dengan harga saham yang tergolong murah (penilaiannya relative loh ya) akan menjadi calon kandidat dalam portofolio.

Selain untuk mendapatkan keutungan dari kenaikan harga saham (capital gain), investor juga mendapatkan keutungan dari pembagian dividen secara rutin (bagi perusahaan yang membagikannya).

Disamping menggunakan analisa fundamental, strategi dalam investasi untuk meminimalisir kerugian dan memaksimalkan keutungan dapat menggunakan cara diversifikasi portofolio yaitu dengan membeli banyak jenis asset dalam 1 portofolio (bisa saham, emas, forex, property dll). Jadi bukan hanya terfokuskan dalam 1 jenis saham saja.

Banyak sekali teori yang membahas mengenai diversifikasi portofolio ini, salah satunya adalah Portofolio Optimal Menggunakan Single Index Model dan Capital Asset Pricing Model (CAPM)

sponsored-jd-sport

#3 Mindset Investasi Saham

Mindset investasi ini lah yang menjadi pokok utama kesuksesan seorang investor. Seorang investor yang tidak sabar dan terlalu terburu-buru, cenderung akan gagal dalam berinvestasi. Karena buy lalu hold merupakan prinsip utama para investor.

Selain itu, investor juga selalu memantau perkembangan perusahaan dengan selalu meng-update berita-berita terkini yang bersangkutan dengan perusahaan. Mindset pebisnis mesti ada dalam diri investor. Dan dari sinilah istilah Buy and Hold ditujukan untuk investor.

#4 Risiko Investasi Saham

Dengan menganalisa kesehatan dan prospek pertumbuhan perusahaan kedepannya, investor hanya menanggung risiko yang cukup rendah. Risiko dalam investasi saham ini ada 2 yaitu capital loss dimana posisi harga jual saham lebih rendah ketimbang posisi harga beli saham.

Dan yang kedua adalah suspend yaitu suatu emiten yang melanggar peraturan bursa sehingga perdagangan saham di hentikan dalam jangka waktu tertentu sehingga investor tidak bisa menjual ataupun membeli saham perusahaan tersebut.

Risiko yang kedua ini cukup jarang terjadi bagi investor namun masih ada kemungkinan terjadi. Akan tetapi, dengan menganalisa fundamental, kesehatan, dan proyeksi pertumbuhan perusahaan kedepan, akan sangat jarang investor membeli saham yang akan kena suspend.

#5 Trading Saham Untuk Jangka Pendek (Short Term)

Investasi Saham
Image: M Jurnal

Berbeda dengan investasi, trading dilakukan untuk  mendapatkan keutungan jangka pendek atau dari fluktuasi harga. Pelaku yang melakukan aktivitas trading dikenal juga dengan Trader. Bagi Anda yang ingin tahu lebih banyak mengenai dasar-dasar trading, yuk simak di artikel berikut (Disini).

Dalam melakukan transaksi, para traders tidak akan menahan posisi terlalu lama. Mereka (traders) akan membeli di harga yang sudah dianggap murah, kemudian dijual kembali di harga yang sudah dianggap mahal. Menahan posisi buy (beli) cenderung tidak akan lama berkisar antara 1 hari sampai 3 bulanan. Bahkan traders dapat melakukan banyak transaksi buy and sell dalam 1 hari. Tergantung dari fluktuasi harga yang terjadi.

Jika seorang traders menahan posisi buy (beli) lebih dari 3 bulan bahkan lebih dari 1 tahun dapat dikatakan mereka menjadi “investor dadakan” wkwkwkw. Yaaah… itu benar. Tak jarang pula traders yang salah dalam melakukan analisa dan mengambil posisi buy namun harga sahamnya malah turun. Lalu mereka akan hold dengan harapan harga kembali naik. Tapi hal ini tidak dianjurkan tanpa analisa yang matang ya sob.

#6 Strategi Trading Saham

Sehubungan traders menggunakan jangka waktu yang pendek, maka strategi yang digunakan pun juga untuk jangka pendek. Dalam hal ini, traders sangat jarang menggunakan analisis fundamental (meskipun ada juga yang menggunakannya).

Traders saham cenderung menggunakan analisis teknikal untuk mengetahui kapan saatnya harga sudah dalam posisi jenuh jual (over sold) lalu menentukan kapan dan di harga berapa menjual saham tersebut.

Banyak sekali indicator maupun oscillator dan tools yang bisa digunakan traders untuk  menganalisa pergerakan harga. Seperti Mooving Average, Stochastic Oscillator, dan Fibbonachi Retrachment. Alat bantu tersebut akan Saya bahas terpisah ya !

#7 Mindset Trading Saham

Image By: Csaba Nagy

Naaah.. bagi para traders, mindset trading itu penting sekali. Dalam hal ini, kedisiplinan seorang traders dalam menjalankan trading plan-nya akan diuji. Kesalahan dalam analisa sangat wajar bagi seorang traders maupun investor. Tapi, tidak mengakui kesalahan lalu memutuskan untuk bertahan dengan analisa yang salah (tidak disiplin) adalah kesalahan terbesar seorang traders.

Satu-satunya cara agar bisa sukses dalam trading, seorang traders harus memiliki strategi dan disiplin dalam menjalaninya. Dan dari sinilah istilah Buy and Sell ditujukan untuk trader.

#8 Risiko Trading Saham

Dalam trading saham, risiko yang di tanggung cenderung lebih besar daripada investasi saham. Karena, dalam trading saham, para traders akan mengejar keuntungan dari fluktuasi (naik turun harga) saham dalam jangka waktu pendek.

Sedangkan saham yang harganya memiliki fluktuasi yang tinggi cenderung adalah saham-saham lapis dua atau tiga. Dan rata-rata saham lapis dua atau tiga ini adalah saham-saham yang memiliki fundamental kurang bagus dibandingkan saham lapis satu (utama).

Dengan bantuan analisis teknikal, trader dapat mencari momentum yang tepat untuk buy atau sell saham untuk  mengurangi resiko yang akan ditanggung dan memaksimalkan keuntungan yang diharapkan.

Tapiii… Anda mesti wajib tahu.. bahwa tidak ada satu pun indikator maupun oscillator yang mampu memprediksi harga saham ataupun market 100% benar. Maka dari itu perlu mengkombinasikannya dengan analisa yang lainnya, seperti fundamental, berita, dll.

Kesimpulan

Apaa yaa ? :D.. Sepertinya Anda sudah pada tahu semua dan dapat menyimpulkan perbedaan trading saham dan investasi saham ini. Sepertinya Saya tidak perlu menulis kesimpulan lagi deh.. hehehe.. Saya kasih pesan-pesan aja yah ..

Note: Baik trading maupun investasi, keduanya dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dari yang kita harapkan. Ibarat sebuah pisau, akan sangat tinggi manfaatnya bila digunakan oleh tangan untuk memotong ayam ketimbang menyakiti orang lain. So.. kenalilah dirimi, lakukan yang terbaik !!! – M Jurnal

Pintasan Panduan Trading vs Investasi

  1. Trading VS Investasi: (Anda Disini)
  2. Trading ? : Kenali Trading lebih dalam.
  3. Investasi ? : Kenali Investasi lebih dalam.
  4. Instrument Investasi: Kenali jenis-jenis Instrumen Investasi seperti Saham, Forex, Commodity dll.
  5. Risk & Return: Ketahui resiko (risk) dan keuntungan (return) investasi

Komentar Anda:

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *