Lompat ke konten

Hubungan Risk and Return Dalam Investasi

Risk and Return

Secara umum, motivasi yang melandasi keputusan investor dalam menginvestasikan sejumlah dananya adalah untuk mendapatkan return dimasa yang akan datang. Dalam dunia investasi, risk and return sangat erat hubungannya. Seperti yang diungkapkan oleh Markowitz, “Don’t put all your eggs in one basket”, artinya jangan letakkan semua telurmu dalam satu keranjang.

Dengan teori sederhana ini lah Markowitz menjelaskan risk and return berhubungan linier. Setiap instrumen investasi pasti memiliki tingkat pengembaliannya masing-masing. Namun, pada kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai risk and return investasi.

Risk and Return – Pengertian Risiko (Risk)

Menurut Fahmi (2014:357), “Risiko sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.

Sementara itu, Husnan (2015:43) mendefisinikan risiko sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan.

Menurut Zubir (2013) yang dikutip oleh Fawziah (2016) dan Mardani (2017:33), investor akan menanggung sejumlah risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor tertentu yang tidak dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut ialah:

  • Interest rate risk, yaitu risiko perubahan tingkat bunga tabungan dan pinjaman;
  • Market risk, yaitu risiko gejolak (variability) return;
  • Inflation risk, yaitu risiko menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari kenaikan harga barang-barang secara terus menerus dan umum.
  • Business risk, yaitu risiko tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan semakin ketat;
  • Financial risk, yaitu risiko keuangan yang berkaitan dengan struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan.
  • Liquidity risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk mencairkan protofolio;
  • Exchange rate risk atau currency risk, yaitu risiko perubahan nilai tukar mata uang antar negara;
  • Country risk, yaitu risiko kondisi politik, keamanan dan stabilitas perekonomian antar negara.

Mengingat sangat kompleksnya risiko (risk) dalam investasi, maka munculah penyederhanaan dalam teori investasi modern. Dalam teori investasi modern, risiko dapat digolongkan menjadi risiko sistemamtis (systematic risk) atau biasa disebut dengan risiko pasar (market risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk).

Menurut Husnan (2015:141), Systematic risk adalah risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi (pembentukan portofolio). Sedangkan Unsystematic risk adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi (pembentukan portofolio). Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut dengan risiko total.

Dalam Mardani (2017:34), Secara statistik, risiko investasi dapat diukur menggunakan dua alat ukur, yaitu standar deviasi dan beta saham. Standar deviasi menggambarkan gejolak return saham dari return rata-rata suatu sekuritas. Sedangkan beta saham menggambarkan gejolak return dari return pasar.

Risk and Return – Pengertian Tingkat Pengembalian (Return)

Menurut Fahmi (2014:358), Return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Sedangkan Bodie et., all (2005) mendefinisikan return sebagai penjumlahan sederhana pendapatan yang diperoleh dari setiap dolar yang diinvestasikan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa return merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh atas investasi yang dilakukan. Sedangkan tingkat pengembalian yang diharapkan dalam investasi disebut dengan expected return. Selisih antara actual return dengan expected return disebut juga dengan abnormal return (return tak terduga).

Abnormal return bernilai positif artinya return yang terjadi lebih besar daripada return yang diharapkan. Sedangkan abnormal return bernilai negatif artinya return yang terjadi lebih kecil daripada return yang diharapkan.

Insight: Portofolio Optimal Menggunakan Excel

Setiap jenis investasi memiliki tingkat keuntungannya masing-masing, seperti Sertifikat Deposito Bank yang menjamin return sebesar tingkat bunga yang telah ditentukan BI dan bersifat pasti, Obligasi yang memberikan return yang disebut dengan Kupon dan akan dibayarkan secara periodik atau sekaligus dan bersifat pasti.

Berbeda dengan investasi saham, return yang diterima pada investasi saham ada dua yaitu capital gain atau capital loss dan dividen (dalam Mardani, 2017:32). Return pada investasi saham sangat tergantung pada performance emiten di pasar.

sponsored-jd-sport

Dengan demikian, investasi saham tidak akan menjamin keuntungan bagi investor (pemodal). Meskipun demikin, investasi saham mampu memberikan return yang lebih tinggi daripada investasi aset bebas risiko. Apabila sobat dapat mengelola investasi dengan baik, bahkan return yang tinggi sekalipun dapat diperoleh.

Hubungan Risk dan Return

Secara teknis, semakin tinggi expected return, maka risk yang dihadapi investor juga semakin tinggi dan berlaku sebaliknya. Hubungan risk and return adalah linier dan searah. Grafik Security Market Line berikut menjelaskan hubungan risk and return dalam investasi dipasar modal.

Risk and Return
Image: M Jurnal

Grafik Security Market Line (SML) di atas menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara risk and return. yang mana risk ditunjukkan oleh E(Rp) atau expected return portfolio pada sumbu Y dan risk ditunjukkan oleh βp atau Beta portofolio pada sumbu X.

Sementara itu, R merupakan tingkat keuntungan investasi pada aset bebas risiko dengan risiko sebesar nol (0). E(Rm) atau expected return market merupakan tingkat keuntungan pasar saham.

Sedangkan βm atau Beta pasar merupakan risiko pasar yang bernilai 1. Perhatikanlah garis Security Market Line (SML) yang dimulai dari titik R­ dan menuju pada pertemuan titik E(R­m) dan titik βm yang merupakan tingkat keuntungan pasar saham (diukur menggunakan indeks pasar seperti IHSG, LQ-45, JII, dll).

Dari penjelasan tersebut, maka kesimpulan bahwa risk and return berhubungan linear memang benar. Perhatikan garis SML, semakin meningkat E(Rp) maka βp juga semakin meningkat.

Dari penjelasan singkat di atas, semoga sobat sekalian dapat memahami hubungan risk and return dalam investasi. Untuk artikel selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai analisis investasi ini. Demikian informasi dari oM Jurnal. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.

Salam hangat,
M Jurnal.


Sumber:

Fahmi, Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta.

Husnan, Suad. 2015. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Mardani, Rolan. 2017. Skripsi: Komparasi Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Fama-French Three Factor Model Dalam Pembentukan Portofolio Saham Pada 11 Perusahaan Besar Di BEI Periode 2005-2015. Jambi: Fakultas Ekonomi, Universitas Batanghari

Pintasan Panduan Trading vs Investasi

  1. Trading VS Investasi: Perbedaan Trading dan Investasi
  2. Trading ? : Kenali Trading lebih dalam.
  3. Investasi ? : Kenali Investasi lebih dalam.
  4. Instrument Investasi: Kenali jenis-jenis Instrumen Investasi seperti Saham, Forex, Commodity dll.
  5. Risk & Return: (Anda Disini)

2 tanggapan pada “Hubungan Risk and Return Dalam Investasi”

  1. Cara buat gambar nya doang ya ? tanpa berdasarkan data ?
    Kalo iya, pake Shapes juga bisa kak. Yang garis – garis itu… Lebih mudah ngebuat nya…
    Ada di Tab Insert > Shapes (dibagian grup illustrations).

Komentar Anda:

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *