Anda disini: M Discover » Bisnis » 14 Setting Terbaik Plugin LiteSpeed Cache WordPress
Cara setting plugin LiteSpeed Cache WordPress Terbaik

14 Setting Terbaik Plugin LiteSpeed Cache WordPress

Note: Panduan Cara Setting Plugin LiteSpeed Cache WordPress (LSCWP) ini sangat cocok jika Anda menggunakan layanan web hosting dengan teknologi LiteSpeed Web Server (LSWS).

Karena teknologi LiteSpeed Web Server (LSWS) merupakan teknologi web server yang di kembangkan oleh LiteSpeed Tech.

Begitu juga dengan plugin LiteSpeed Cache for WordPress (LSCWP) yang merupakan plugin buatan mereka untuk mengoptimalkan LSWS bagi pengguna CMS WordPress.

Plugin ini memiliki banyak sekali fitur penting dalam mempercepat loading website Anda. Namun Anda perlu menyesuaikan setting yang TEPAT agar penggunaan plugin semakin optimal.

Nah dalam panduan ini, Saya akan bongkar teknik optimasi setting Plugin LiteSpeed Cache WordPress. Mari pelajari satu per satu.

Cara Setting Plugin LiteSpeed Cache WordPress

Penting! Jika Blog / Website Toko Online Anda tidak menggunakan teknologi LiteSpeed Web Server (LSWS), lebih baik gunakan plugin caching lainnya misalnya seperti W3 Total Cache. Karena LSCWP hanya akan lebih optimal untuk LiteSpeed Web Server.

Berikut Cara Setting Plugin LiteSpeed Cache WordPress terbaru:

  1. Login ke dahsboard Admin WordPress dan install & aktifkan plugin LiteSpeed Cache.
  2. Dapatkan Domain Key jika Anda ingin menggunakan CDN QUIC.cloud LiteSpeed Cache.
  3. Tentukan Cache Apa Saja yang ingin digunakan.
  4. Aktifkan Serve Stale.
  5. Aktifkan Instant Click.
  6. Setting QUIC.cloud CDN jika Anda ingin menggunakannya.
  7. Setting Image Optimization.
  8. Optimasi Kode CSS (Minify, Combine dll).
  9. Optimasi Kode JavaScript (Minify, Combine, Diferred dll.)
  10. Aktifkan Minify HTML, DNS Prefetch, Query Sting, Google Font, WP Emoji, dan Noscript Tag.
  11. Aktifkan dan Setting Lazy Load Image dan tentukan Media yang dikecualikan.
  12. Setting Gravatar Cache dan Localization.
  13. Optimalkan Database.
  14. Manfaatkan Heartbeat.

Wah banyak juga ya… Biar semakin jelas, mari kita bahas 1 per 1.

#1 Login Dahboard Admin dan Aktifkan Plugin LSCWP

Ini sudah jelas dan Saya yakin kebanyakan dari pengguna WordPress sudah tahu cara nya. Jika belum, silahkan ikuti Panduan Login Dashboard Admin WP dan Install Plugin.

#2 Dapatkan Domain Key

Jika Anda tidak menggunakan CDN lain seperti Photon dari Jetpack atau Cloudflare, silahkan gunakan QUIC.cloud LiteSpeed Cache sebagai gantinya.

Untuk menggunakan QUIC.cloud, Anda harus Request Domain Key melalui menu LiteSpeed Cache > General. Kemudian klik Request Domain Key.

Domain Key QUIC.cloud

Proses ini terkadang membutuhkan beberapa jam. Jika sudah, jangan lupa hubungkan ke QUIC Cloud. Anda perlu membuat akun dan menyelesaikan beberapa pengaturan.

#3 Setting Cache

Setting Cache berguna untuk menentukan apa saja yang akan di cache plugin LiteSpeed ini dari website Anda.

Cara setting cache Plugin LiteSpeed WordPress Terbaik

Silahkan buka menu LiteSpeed Cache > Cache kemudian aktifkan cache untuk beberapa fitur berikut:

  1. Enable Cache berguna untuk mengaktifkan atau non-aktifkan fitur cache di Website Anda. Jika Anda non-aktifkan, maka semua fitur Cache tidak akan aktif.
  2. Cache Loged-in Users berguna untuk memberikan cache bagi user yang login ke website Anda. Termasuk Anda sendiri sebagai Administrator Website. Secara umum, bagian ini penting untuk meningkatkan loading web ketika Anda memasuki halaman yang diwajibkan untuk login seperti dashboard WP.
  3. Commenters merupakan cache untuk pengguna yang meninggalkan komentar pada Website Anda. Mengaktifkan cache ini berguna jika Anda menerapkan moderasi semua komentar.
  4. REST API merupakan cache untuk request yang dilakukan oleh WordPress REST API. Jika Anda tidak mengaktifkan REST API, maka menon-aktifkan atau aktifkan cache ini tidak akan berpengaruh. Namun jika Anda menggunakan API, maka mengaktifkan cache ini akan memberi waktu loading yang lebih cepat.
  5. Cache Login Page berguna untuk memberikan cache pada halaman login. Saya sendiri tidak menemukan alasan yang tepat menon-aktifkan cache ini.
  6. Cache Favicon.ico berguna untuk cache icon web. Jika Anda belum tahu apa itu favicon dan dimana penempatannya, silakan pelajari Panduan Logo & Favicon WordPress.
  7. PHP Resource jika aktif, akan meringankan beban server. Dan untuk keamanan, gunakan Versi PHP Terbaru. Ini juga bisa mempercepat loading web.

Note: Untuk cache Mobile, aktifkan hanya jika Anda menggunakan AMP.

Sementara untuk Private, Force, dan Force Public Cache URLs abaikan saja. Ini fitur tingkat lanjut yang tidak selalu dibutuhkan kebanyakan website.

#4 Aktifkan Serve Stale

Silahkan buka menu LiteSpeed Cache > Cache > Purge. Kemudian aktifkan Serve Stale (Sajikan Sepanjang Waktu) seperti gambar berikut:

Aktifkan Serve Stale pada Plugin LiteSpeed Cache WordPress dan tingkatkan performa website

Serve Stale berguna untuk menampilkan halaman dengan versi cache yang sudah ada terlebih dahulu kepada pengunjung sampai versi cache terbaru dari halaman sudah tersedia.

Fitur ini dapat mengurangi beban server jika pengguna mengunjungi halaman yang sama untuk ke 2 kalinya atau lebih.

#5 Aktifkan Instant Click

Jika Web Server Anda memiliki Resource yang cukup tinggi, aktifkan Instant Click melalui menu LiteSpeed Cache > Cache > Advanced.

Cara kerja Instant Click itu seperti ini:

Ketika seseorang mengunjungi salah satu halaman website Anda, kemudian mengarahkan kursor ke salah satu link di dalam halaman, maka LiteSpeed Cache akan memuat halaman tersebut terlebih dahulu.

Apa bila pengunjung meng-klik link tersebut, website Anda akan segera menampilkan halaman berikutnya.

Note: Instant Click akan menggunakan CPU hosting. Jadi jika CPU hosting Anda sering overload, lebih baik matikan fitur ini.

#6 Setting QUIC.cloud CDN LiteSpeed Cache

Silahkan buka menu LiteSpeed > CDN. Aktifkan QUIC.cloud CDN hanya jika Anda menggunakan CDN tersebut.

Kemudian aktifkan CDN Mapping jika Anda juga menggunakan CDN lain bersamaan dengan QUIC.cloud.

Note: Anda tidak bisa menggunakan CDN Mapping untuk QUIC.cloud bersamaan dengan Cloudflare.

Jika Anda menggunakan Cloudflare, silahkan scroll kebawah dan aktifkan Cloudflare API. Kemudian isi bagian yang diperlukan (Email, Global API Key, dan Domain).

QUIC Cloud CDN LSCWP

Untuk mengelola Cloudflare melalui LiteSpeed Cache (misal menghapus cache), silahkan setting bagian LiteSpeed Cache > CDN > Manage.

Sedangkan untuk mengelola cache QUIC.cloud bisa dilakukan melalui https://my.quic.cloud/. Jangan lupa login ke akun Anda dan pastikan Anda sudah mendapatkan Domain Key pada tahap sebelumnya.

#7 Setting Image Optimization

Image Optimization dari LiteSpeed Cache hanya bisa digunakan jika Anda menggunakan CDN QUIC.cloud. Jadi pastikan Anda sudah mendapatkan Domain Key.

Kegunaan fitur ini kurang lebih yaitu mengoptimalkan semua gambar di website Anda (termasuk kompres size). Kemudian menampilkan ke pengunjung melalui CDN QUIC.cloud sehingga mengurangi beban server Anda.

Penting! Web M Discover tidak menggunakan fitur ini karena Saya menggunakan Plugin Jetpack sebagai CDN gambar. Jika tertarik, silahkan kunjungi Panduan setting Plugin Jetpack.

Setting Image Optimizations Plugin LiteSpeed Cache untuk Dasar SEO WordPress

Jika ingin menggunakannya, silahkan aktifkan dan setting melalui LiteSpeed Cache > Image Optimization. Kemudian aktifkan beberap fitur berikut:

  1. Auto Request Cron
  2. Auto Pull Cron
  3. Optimize Losslessly
  4. Create WebP Versions (Ada Pro & Kontranya)
  5. WebP For Extra srcset.

Pro: Image dengan ekstensi WebP saat ini merupakan format gambar yang paling ringan di web browser.

Kontra: Jika Anda mengaktifkan Create WebP Versions, maka plugin LiteSpeed Cache secara otomatis akan membuat salinan gambar yang Anda upload ke versi .webp. Proses ini sedikit banyak juga akan menggunakan space hosting.

Nanti setelah Website Anda berkembang dan Anda memiliki space hosting yang lebih besar, silahkan pertimbangkan menggunakan fitur ini.

#8 Optimasi CSS

Minify, Combine, HTTPS/2 Push, Load CSS Asynchronously, Critical CSS, Separate CCSS, Inline CSS Async Lib, dan Font Display Optimization Plugin LiteSpeed Cache WordPress

Untuk Optimasi CSS, silahkan buka menu LiteSpeed Cache > Page Optimization > CSS Setting. Saya biasanya hanya menggunakan setting berikut:

  1. CSS Minify.
  2. HTTP/2 Push.
  3. Font Display Optimization : Swap.

Karena hanya ke 3 fitur tersebut yang saat ini cocok untuk website Saya.

Oh ya…

Optimasi CSS setiap website tidak selalu sama. Karena ini akan tergantung dengan Theme dan Plugin yang Anda gunakan.

Theme dan Plugin bisa memiliki file CSS tambahan yang terkadang tidak bisa dioptimasi dengan 1 cara.

Praktik terbaiknya, lakukan optimasi CSS dengan kombinasi fitur yang berbeda-beda. Kemudian cek loading website Anda (bisa mengunakan Google PageSpeed Insight).

Jika loading website Anda masih kurang bagus, gunakan kombinasi lainnya.

Misalnya, mungkin Web / Blog Anda cocok untuk mengaktifkan fitur ini:

  1. CSS Combine.
  2. CSS Combine External and Inline
  3. Load CSS Asynchronously
  4. Generate Critical CSS + in Background
  5. Inline CSS Async Lib.

Karena beberapa web Saya yang lainnya cukup bagus jika mengaktifkan fitur tersebut. Jadi uji coba setting terbaik untuk web Anda.

#9 Optimasi JavaScripts

Sama seperti optimasi CSS, juga tidak ada aturan pasti dalam optimasi JavaScript. Saya biasanya hanya mengaktifkan fitur 4 berikut:

  1. JS Minify.
  2. HTTPS/2 Push.
  3. Load JS Diferred.
  4. Load Inline JS: After DOM Ready.

Note: Saran Saya, jika Anda mengaktifkan Load JS Diferred, lebih baik kecualikan script Google Analytics agar proses tracking GA tidak terganggu.

Anda bisa menambahkan URL Google Analytics melalui menu LiteSpeed Cache > Page Optimization > Tuning. Kemudian masukkan URL JS Google Analytics ke kolom JS Deferred Excludes.

Kecualikan JS Deferred pada plugin LiteSpeed Cache WordPress

Sementara beberapa fitur Optimasi JavaScript lainnya mungkin cocok untuk web Anda. Silahkan bereksperimen dan temukan kombinasi terbaik khusus untuk web Anda.

#10 Optimasi HTML

Buka Menu LiteSpeed Cache > Page Optimization > Optimization. Kemudian aktifkan beberapa fitur berikut:

  1. Minify HTML.
  2. DNS Prefetch Control.
  3. Remove Query Strings.
  4. Load Google Fonts Asynchronously.
  5. Remove WordPress Emoji.
  6. Remove Noscript Tag.

Oh ya, mengaktifkan ke 6 fitur ini biasanya berdampak positif untuk kebanyakan jenis website.

#11 Aktifkan & Setting Lazy Load

Lazy Load berguna untuk menunda loading gambar yang tidak terlihat sampai pengunjung scrolling ke bagian gambar tersebut.

Jadi Browser hanya akan mendahulukan loading gambar yang terlihat “saat ini” saja. Fitur ini sudah pasti mempercepat loading website Anda.

Jika sudah diaktifkan, maka sebanyak apapun gambar dalam konten Anda (selama penempatannya wajar), tidak akan memperlambat loading website.

Di M Jurnal, hampir semua konten Saya menggunakan banyak gambar. Bahkan ada yang lebih dari 40 gambar seperti Panduan Setting Plugin Yoast SEO.

Performanya juga tidak beda jauh dengan konten yang lainnya.

Nah, untuk mengaktifkan & setting Lazy Load, silahkan buka menu LiteSpeed Cache > Page Optimization > Media Settings. Kemudian aktifkan beberapa fitur berikut:

  1. Lazy Load Images.
  2. Responsive Placeholder (Untuk mengurangi CLS).
  3. Lazy Load Iframes.
  4. Inline Lazy Load Images Library, jika Anda menggunaan inline Image seperti gambar berikut:
Lazy Load image dan inline image WordPress

Selanjutnya, buka LiteSpeed Cache > Page Optimization > Media Excludes. Kemudian Masukkan URL Logo web Anda (tanpa domain) ke kolom Lazy Load Image Excludes seperti berikut:

Kecualikan Gambar dari Lazy load WordPress

Ini bertujuan agar logo website tidak menerapkan lazy load. Kalu pakai lazy load, tampilannya cenderung kurang bagus.

Anda juga bisa menambahkan URL image lainnya yang tidak akan menggunakan lazy load.

#12 Gravatar Cache dan Localization

Fitur komentar WordPress biasanya menggunakan layanan Gravatar. Materi ini sudah Saya bahas dalam Panduan Setting Dasar WordPress.

Karena gravatar merupakan layanan pihak ke 3 diluar website Anda, maka lebih baik aktifkan Gravatar Cache dan Gravatar Cache Cron melalui LiteSpeed Cache > Page Optimization > Localization.

Cara setting Gravatar Cache dan Localization pada plugin LiteSpeed Cache WordPress

Selain itu, mungkin Anda juga perlu mengaktifkan Localization Resources. Namun perlu berhati-hati…

Dalam beberapa keadaan, menggunakan Localization Resources memang bagus untuk mempercepat loading web, tapi bisa juga menimbulkan masalah.

Misalnya untuk script Google Analytics yang cenderung terlambat mendeteksi kapan seseorang mengunjungi situs Anda (Laporan Realtime cenderung terlambat).

Jadi jika mengaktifkan Localization Resources, harap periksa Localization Files. Kemudian periksa, apakah layanan tersebut masih berjalan dengan semestinya.

#13 Optimasi Database

Silahkan buka menu LiteSpeed Cache > Database > DB Optimization Settings. Kemudian atur Revision Max Number dan Max Age.

Optimasi Database menggunakan plugin LiteSpeed Cache WordPress

Note: Buat batas yang rendah saja. Karena tinggi, maka semakin lama pula cache revisi yang tersimpan dalam database Anda. Dalam beberapa keadaan, size database bisa menjadi membesar.

Size database yang besar bisa mempengaruhi kecepatan loading website.

Jadi pertimbangkanlah baik-baik.

#14 Manfaatkan Heartbeat

Heartbeat merupakan service API WordPress yang berguna untuk menjalankan AJAX dari web browser kemudian menyediakan informasi real time dan mensinkronkan data server dan dashboard.

Secara default, WordPress menjalankan API ini. Namun Sayangnya Heartbeat juga menggunakan CPU sehingga bisa menyebabkan server overload.

Nah, dengan plugin LiteSpeed Cache, Anda juga bisa mengatur frekuensi heartbeat agar tidak terlalu membebani server.

Note: Jika Web Anda menggunakan AJAX seperti Filter Produk WooCommerce atau Plugin Search dengan fitur AJAX, lebih baik nonaktifkan dan jangan mengutak atik pengaturan ini.

Optimasi Heartbeat WordPress menggunakan Plugin LiteSpeed Cache

Untuk mengontrol heartbeat, silahkan buka menu LiteSpeed Cache > Toolbox > Heartbeat. Kemudian aktifkan beberapa fitur berikut:

  1. Frontend Heartbeat Control.
  2. Backend Heartbeat Control.
  3. Editor Heartbeat.

Sementara untuk TTL, gunakan setting default saja sudah cukup.

Namun jika Anda ingin frekuensi Heartbeat WordPress melambat, atur TTL ke nilai yang lebih besar, tapi jangan melebihi nilai maksimum.

Cara Menghapus Cache LiteSpeed

Untuk apa menghapus cache ? Tujuannya agar ketika orang lain mengunjungi konten Anda untuk yang ke 2 kali nya atau lebih, maka browser akan menampilkan versi terbaru dari konten Anda (jika ada perubahan isi konten).

Biasanya yang sering berubah itu Homepage (kalau ada list postingan terbaru), halaman blog, dan archives (kategori & tag).

Selain itu, menghapus cache juga wajib dilakukan setelah Anda mengubah beberapa pengaturan di LiteSpeed Cache > Page Optimization (Optimasi CSS, JS, Media dll). Karena jika tidak dihapus, maka perubahan yang Anda lakukan tidak akan diterapkan secara langsung.

Untuk menghapus Cache, silahkan buka menu LiteSpeed Cache > Tools > Purge.

Cara menghapus Cache Plugin LSCWP

Ada beberapa metode panghapusan cache, pilih sesuai yang Anda butuhkan. Jika Anda melakukan perubahan pada LiteSpeed Cache > Page Optimization, maka pilih Purge All.

Selain itu, Anda juga bisa membuat penghapusan cache terjadwal dan otomatis. Caranya buka menu LiteSpeed Cache > Cache > Purge.

Kemudian tentukan cache pada jenis halaman apa saja yang akan dihapus pada bagian Auto Purge Rules For Publish/Update. Ini akan menghapus cache ketika Anda mempublikasikan konten baru atau mengubah konten yang sudah ada.

Sedangkan untuk mengatur jadwal hapus cache otomatis, silahkan masukkan URL yang menjadi target penghapusan (misalnya URL beranda https://namadomain.com/).

Cara menghapus cache secara otomatis di Plugin LiteSpeed Cache WordPress

Kemudian tentukan Scheduled Purge Time dan jangan lupa simpan perubahan.

Kesimpulan

Plugin LiteSpeed Cache for WordPress (LSCWP) jauh lebih optimal jika digunakan pada server yang menggunakan teknologi LiteSpeed Web Server (LSWS). Selain itu plugin ini juga memiliki banyak sekali fitur yang bisa mengoptimalkan loading website Anda.

Namun, kombinasi setting terbaik sangat dibutuhkan agar Anda bisa memaksimalkan penggunakan LiteSpeed Cache.

Terutama Anda harus setting beberapa fitur penting, yaitu: Domain Key, Cache, Serve Stale, Instant Click, QUIC.cloud CDN, Image Optimization, Optimasi CSS, Optimasi JS, Optimasi HTML, Lazy Load, Localization, Database dan Heartbeat.

Temukan kombinasi setting terbaik dari semua fitur LiteSpeed Cache diatas sesuai dengan kondisi website Anda.

Jika Anda menemukan kombinasi setting yang berbeda dengan panduan ini, silahkan sampaikan pada kolom komentar.

4 komentar untuk “14 Setting Terbaik Plugin LiteSpeed Cache WordPress”

  1. Saya di wp pake plugin wp rocket. Apakah bisa di pasang barengan dengan plugin litespeed, atau harus pilih satu.
    Recomend yang mana kalau harus pilih satu.
    Terimakasih

  2. saya menggunakan plugin litespeed, apakah bisa di gabung dengan jetpack untuk meminimalisir penggunaan sumber daya gambar di hosting?

  3. Yups, plugin LiteSpeed kurang berguna jika dipakai tanpa LiteSpeed Web Server karena kurang maksimal hasilnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top