Lompat ke konten

Moving Average (MA) Untuk Menentukan Arah Trend

Moving Average

Sebelum terjun ke dunia investasi maupun trading, baik itu di Pasar Modal, Pasar Uang, dll.. Anda harus memiliki ilmu dan strategi yang mumpuni. Naah.. kali ini, Saya akan share salah satu ilmu yang bisa dijadikan sebuah strategi untuk mendapatkan keuntungan baik untuk Trading maupun Investasi, yaitu menggunakan indikator Moving Average.

Namun, jika Anda belum tahu apa itu Trading atau Investasi, bisa baca postingan Saya mengenai Investasi Saham Bukan Trading Saham, Apa Bedanya ?

Okee.. Lanjut ke konten yaa.. Artikel ini cukup panjang. Silahkan klik menu pada Daftar Isi berikut untuk skip ke bagian yang Anda inginkan.

Apa Itu Moving Average ?

Moving Average (MA) merupakan garis yang berasal dari perhitungan nilai sebelum saat ini. MA menghitung pergerakan rata-rata dari suatu nilai dalam suatu rentang tertentu.

Note:

Kenapa Saya menyebut nilai ? Karena Moving Average juga bisa digunakan untuk menganalisa angka / nilai lainnya. Jadi bukan hanya saham, forex, dsb.

Rentang waktu yang dimaksud bisa sangat bervariasi. Pada saham, umumnya rentang waktu yang digunakan adalah 5 hari, 20 hari, 60 hari, 120 hari, 200 hari, 250 hari. Sehingga seringkali melihat pada layar trading MA5 atau MA (5) dan sejenisnya.

Jika dalam saham, MA (5) artinya Pergerakan harga rata-rata 5 hari kebelakang. MA (20) merupakan pergerakan harga rata-rata 20 hari kebelakang. Begitu juga untuk periode lainnya.

MA termasuk dalam kategori Indikator lagging yang terbentuk setelah harga terjadi. Dan cenderung cukup lambat dalam menentukan trend jangka pendek, tapi cenderung lebih akurat menentukan trend jangka panjang.

Dalam praktiknya, MA sangat cocok untuk mengukur momentum dan mengidentifikasi trend yang sedang terjadi serta dapat pula menjadi support and resistance area.

Jenis – Jenis Moving Average

Moving Average (MA) cukup populer di kalangan teknikalis trader maupun investor. Dan banyak pula jenis-jenis MA yang dapat digunakan. Kali ini Saya hanya mengulas 3 jenis MA, yaitu:

Cara belajar Moving Average
Image: M Jurnal

Garis Hijau merupakan Simple Moving Average (SMA).
Garis Merah merupakan Exponential Moving Average (EMA).
Garis Biru merupakan Weighted Moving Average (WMA).

Garis-garis MA tersebut memiliki ciri khas dan cara membacanya tersendiri. Ada yang cocok untuk trading jangka pendek, dan ada pula yang cocok untuk trading jangka panjang. Perhatikan penjelasan dasar masing-masing MA berikut biar lebih paham ya…

1. Simple Moving Average (SMA)

Sesuai dengan namanya, Simple Moving Average (SMA) merupakan aritmatika Moving Average yang dapat Anda hitung dengan menggunakan harga penutupan (closing price) pada periode waktu tertentu dan kemudian hasilnya di bagi dengan jumlah periode waktu tersebut.

Prinsip dari SMA ini adalah menganggap semua data yang digunakan memiliki bobot yang sama. Saya berikat contoh, Katakanlah kita punya data seperti tabel closing price berikut:

TanggalClosing PriceSMA (5)
120
224
322
421
52021.4
61821.0
71719.6
82219.6
92620.6
103022.6
113125.2
123428.6
133330.8
143031.6
152831.2

Dari tabel di atas, kita memiliki data closing price dari tanggal 1 sampai 15. Pada kolom SMA (5) merupakan SMA periode 5 yang di dapat dari rata-rata closing price 5 hari ke belakang.

sponsored-blibli-samsung

Cara Bacanya:
SMA (5) pada tanggal 15 merupakan rata-rata closing price dari tanggal 11 – 15.
SMA (5) pada tanggal 14 merupakan rata-rata closing price dari tanggal 10 – 14. Dan seterusnya.

Kenapa SMA (5) pada tanggal 1 sampai 4 tidak ada ? Karena kita tidak memiliki data yang cukup. SMA (5) pada tanggal 4 hanya memiliki data closing price ke belakang sebanyak 4 hari. Tanggal 3 hanya memiliki 3 hari, dst.

2. Exponential Moving Average (EMA)

Exponential Moving Average (EMA) merupakan jenis MA yang menggunakan pembobotan dan menyaring data secara infinite. Dengan kata lain, EMA tidak akan membuang (mengabaikan) data-data yang lama, tetapi bobot data tersebut akan dikurangi (tidak sampai nol 0) secara eksponensial.

Jadi “Semakin lama data (dari periode EMA yang dihitung), maka bobot data tersebut akan semakin berkurang dalam perhitungan.

Berikut formula untuk menghitung EMA:

[latex]EMA_{today}\; =\; EMA_{yesterday}\; +\; \alpha\; \times\; (Price_{today}\; -\; EMA_{yesterday})[/latex]


Kita masuk ke contoh kasus. Katakanlah kita memiliki data sebagai berikut:

TanggalClosing PriceEMA (5)
120
224
322
421
52017.0
61817.3
71717.2
82218.8
92621.2
103024.1
113126.4
123428.9
133330.3
143030.2
152829.5

Cara bacanya sama dengan SMA, data EMA untuk tanggal 1 – 4 tidak ada karena tidak memiliki data yang cukup.

3. Weighted Moving Average (WMA)

Dapat dikatakan Weighted Moving Average (WMA) hampir memiliki kesamaan dengan SMA dan WMA. Kesamaan WMA dengan SMA adalah sama-sama tidak menggunakan data paling lama dan memasukkan data paling baru.

Sedangkan kesamaan WMA dengan EMA adalah sama – sama memberikan pembototan. Namun pembobotan hanya dilakukan untuk data yang paling baru saja..

Ciri khas utama WMA adalah mengalikan faktor untuk memberikan pembobotan data yang berbeda pada waktu yang berbeda pula.

Dengan kata lain, Dalam jumlah data sebesar n, WMA pada hari terbaru akan memiliki bobot (n), sedangkan (n) terbaru yang selanjutnya -1, dan seterusnya hingga bobot terakumulasi menjadi 1 (satu).

Biar lebih jelas, silahkan pahami formula WMA berikut:

[latex]WMA_{m}\; =\; \frac{nP_{M}\; +\; (n – 1)P_{M-1}\; +\; …\; +\; 2P_{(M-n+2)}\; +\; P_{(M-n+2)}}{n\; +\; (n-1)\; +\; …\; +\; 2\; +\; 1}[/latex]


Simak contoh berikut yaa.. biar makin paham..

TanggalClosing PriceWMA (5)
120
224
322
421
52021.2
61820.1
71718.7
82219.5
92620.6
103021.7
113127.6
123430.5
133332.0
143031.7
152830.5

Terlihat hasil perhitungan SMA, EMA dan WMA jauh berbeda. Konsep dasar ini yang harus Anda pahami mendalam sebelum menggunakan Indikator Moving Average untuk konfirmasi trend yang akurat.

Kegunaan Moving Average Bagi Trader Maupun Investor

Pada umumnya, Investor maupun trader menggunakan MA untuk mengidentifikasi arah trend, menentukan support and resistance level, hingga sebagai indikator signal buy maupun sell.

Anda dapat menggunakan 1 atau 2 atau lebih Moving Average untuk melengkapi analisa. MA yang digunakan bisa sama jenis tapi beda periode, atau beda jenis sama periode. Mari kita kupas satu per satu.

1. Mengidentifikasi Arah Trend Yang Sedang Terjadi

Tugas MA paling sering digunakan untuk mengidentifikasi arah trend. Cara paling mudah menentukan trend menggunakan satu MA adalah dengan melihat posisi MA apakah di atas atau di bawah harga.

  • Jika MA di atas harga, maka saat ini harga tersebut dalam trend turun (bearish / downtrend / drop)
  • Jika MA di bawah harga, maka saat ini harga tersebut dalam trend naik (bullish / uptrend / rally).

Cara alternatif lainnya untuk menentukan trend pada MA adalah dengan menggunakan lebih dari satu (1) MA yang berbeda. Umumnya untuk periode jangka pendek sering digunakan MA (5), MA (20), dan MA (60). Perhatikan posisi MA dengan periode lebih pendek (dalam contoh ini MA(5)), apakah berada di atas atau di bawah MA dengan periode panjang.

  • Jika MA (5) di atas MA (20), dan di atas MA (60), sudah di pastikan harga dalam trend naik (bullish / uptrend / rally).
  • Jika MA (5) di bawah MA (20), dan di bawah MA (60), sudah di pastikan harga dalam trend turun (bearish / downtrend / drop).

Biar lebih jelas, perhatikan gambar berikut:

Moving Average
Image: M Jurnal

Konten Terkait: Apa itu Trading ? Yuk Kenali Lebih Dalam

Terlihat bahwa harga dalam trend naik, karena harga cenderung di atas SMA (60). Selain itu, SMA (5) dan SMA (20) berada di atas SMA (60). Ini menunjukkan trend yang sangat kuat.

2. Mengetahui Pembalikan Arah Trend

MA juga dapat digunakan untuk menentukan pembalikan arah trend (titik reversal). Cara sederhananya adalah dengan melihat ketika harga menembus MA dan tidak kembali lagi.

  • Jika harga menembus ke bawah MA, maka trend berubah menjadi turun. Disebut dengan Dead Cross.
  • Jika harga menembus ke atas MA, maka trend berubah menjadi naik. Disebut dengan Golden Cross.
Moving Average
Image: M Jurnal

*Catatan:

Jika harga hanya menembus MA periode jangka pendek, maka titik reversal (pembalikan arah trend) cenderung untuk jangka pendek. Demikian sebaliknya untuk jangka panjang.

Selain itu, juga dapat menggunakan dua (2) atau lebih MA. Cara nya sebagai berikut:

  • Jika MA dengan periode pendek menembus MA dengan periode panjang ke bawah, maka trend berubah turun. Disebut dengan Dead Cross.
  • Jika MA dengan periode pendek menembus MA dengan periode panjang ke atas, maka trend berubah menjadi naik. Disebut dengan Golden Cross.

Untuk lebih jelasnya, silahkan pahami gambar berikut:

MA untuk trading dan investasi
Image: M Jurnal

Garis berwarna hijau merupakah titik dimana proses Golden Cross dan Dead Cross terjadi. Maka pembalikan arah trend terkonfirmasi.

3. Menentukan Support Level dan Resistance Level

Support and Resistance Level sangat penting dalam analisa teknikal. Ibarat sebuah ruangan dengan lantai dan atap. Lantai disebut juga support, sedangkan atap di sebut juga resistance.

Secara teori, harga akan bergerak antara titik support dan resistance ini. Naah.. Moving Average dapat kita jadikan sebagai titik support dan resistance.

Caranya cukup sederhana, jika harga mendekati MA, dan (memantul pada MA) tidak terjadi Dead cross atau Golden Cross, maka MA di sebut sebagai Support atau Resistance Level.

Sering kali harga akan memantul di garis MA dan kemudian melanjutkan trend sebelumnya. Namun, bila harga menembus MA, maka kondisi ini lah yang di sebut titik reversal (pembalikan arah trend). Perhatikan gambar berikut:

Moving Average
Image: M Jurnal

Konten Terkait: Return on Equity – Pengertian dan Pemahaman

Pada contoh di atas, perhatikan SMA (20). Ketika harga mendekati garis SMA (20), harga cenderung memantul. Kondisi ini lah yang di sebut sebagai Moving Average sebagai Support Level.

4. Sebagai Signal Beli dan Jual

Dengan fungsi nya yang dapat mengidentifikasi arah trend, titik reversal, dan sebagai Support and Resistance Level, kita dapat memanfaatkannya sebagai signal beli (buy) dan jual (sell).

Cara yang paling gampang adalah:

TindakanKondisi
Buy (beli)Jika harga memantul pada Support Level Moving Average
Buy (beli)Jika harga menembus garis Moving Averageke atas (Golden Cross)
Buy (beli)Jika MA periode kecil menembus garis MA periode besar ke atas (Golden Cross)
Sell (jual)Jika harga memantul pada Resistance Level Moving Average
Sell (jual)Jika harga menembus garis Moving Average ke bawah (Dead Cross)
Sell (jual)Jika MA periode kecil menembus garis MA periode besar ke bawah (Dead Cross).

Kesimpulan

Moving Average memang tergolong ampuh dalam mengidentifikasi arah trend. Meskipun indikator ini sangat populer di kalangan trader maupun investor dalam menentukan strategi dan mengambil keputusan, tidak jarang MA memberikan konfirmasi signal yang kurang akurat.

Karena MA termasuk dalam indikator lagging yang cenderung lambat memberikan signal. Sehingga kurang optimal untuk jangka pendek. Namun sangat optimal untuk Swing Trading.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, saran Saya, gunakan lebih dari 1 indikator. Misalnya menggunakan Parabolic SAR, Ichimoku, Bolinger Band, dan lain sebagainya.

Selain itu bisa juga di padu kan dengan oscilator seperti Stochastic, Relative Strength Index (RSI), OsMA, dan masih banyak lagi yang lainnya. Gunakan hanya beberapa saja. Tidak perlu semuanya.

-Trade is an art, not an exact science-

Referensi:

  • Wira, Desmond (2010). Analisis Teknikal Untuk Profit MaksimalJakarta: Exceed Books Wijaya,
  • Ryan Filbert (2014). Investasi Saham Ala Swing Trader DuniaJakarta: Kompas Gramedia.

10 tanggapan pada “Moving Average (MA) Untuk Menentukan Arah Trend”

  1. Hmm..

    Ulasannya sangat mencerahkan, sangat berguna bagi sy yang masih pemula, dan berniat untuk menekuni ini sembari beraktivitas selaku PNS..

    Maturnuwun mas.. ?

  2. Tergantung instrumentnya apa…
    masing-masing punya pola…
    Ada yang cocok MA10 MA20, ada yang enggak.
    Perlu kombinasi dengan indikator lain buat konfirmasi.

  3. Terima kasih om atas ilmunya. Om punya group saham nggak. Klu ada ikut dong om

  4. maksud istilah buy weakness itu apa ya kak? kemudian support itu artinya sma aja kayak buy ya kak?

Komentar Anda:

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *